Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Warga Kritik Jalan Rusak Lewat Pantun, Bupati Trenggalek Balas Pakai Pantun

Dengan berpantun, Bupati Trenggalek, Mas Ipin membalas kritik yang disampaikan warga lewat baliho berisi pantun

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Bupati Trenggalek, Mas Ipin saat berdiri di depan baliho bertuliskan pantun kritik jalan rusak yang dipasang warga 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin mengapresiasi Masyarakat Desa Ngadimulyo, Kecamatan Kampak, yang memasang tulisan kreatif untuk mengkritik jalan rusak di desanya.

Saat meninjau langsung kondisi jalan rusak tersebut, Mas Ipin mengatakan jalan di Dusun Patuk, Desa Ngadimulyo sebenarnya sudah diusulkan untuk diperbaiki pada Musrenbang tahun 2019. 

Namun karena refocussing anggaran harus dilakukan untuk penanganan Covid-19, usulan tersebut tidak bisa terealisasi dan diusulkan kembali untuk tahun anggaran 2024.

Baca juga: Pemuda Desa Ngadimulyo Trenggalek Protes Kerusakan Jalan Lewat Cara Kreatif

"Kalau ada duitnya, kita semua juga ingin jalan di Trenggalek bagus terus," ucap Mas Ipin, Rabu (10/5/2023).

Suami Novita Hardini tersebut sebenarnya telah memasang standar tersendiri untuk rehabilitasi jalan-jalan di Kabupaten Trenggalek yaitu cor yang dilapisi aspal layaknya jalan di Kecamatan Dongko, dan Jalan Ki Mangunsarkoro, tepatnya di Depan Pasar Burung, Kecamatan Trenggalek.

"Kita ingin kualitasnya seperti itu, untuk penanganan ruas utama kita lakukan penambalan yang berlubang artinya kita konsen pemantapan jalan cuma harus perlu kreatif untuk penataan anggaran terutama untuk penanganan ruas yang berbahaya," lanjutnya.

Selain adanya refocussing anggaran, Mas Ipin juga menyebutkan sejumlah faktor yang menyebabkan rusaknya jalan di Trenggalek.

Baca juga: Jalan Mantap di Trenggalek Hanya 50 Persen, Bupati Mas Ipin Berharap Berkah Intruksi Presiden

Untuk di dataran rendah dan poros jalan utama, beban jalan yang berlebih akibat tonase yang tidak terkontrol setelah tidak adanya jembatan timbang menjadi faktor utama rusaknya jalan.

"Jalan nasional saja ketebalannya 14 hingga 15 centimeter itu saja bergelombang semua. Karena tonase kendaraan yang sekarang ini tidak ada jembatan timbang," ungkap Mas Ipin.

Sedangkan di dataran tinggi, karena sistem drainase yang belum dibangun sehingga saat musim hujan aliran air masuk ke jalan yang menyebabkan jalan cepat rusak kembali. 

Dalam peninjauan ke Desa Ngadimulyo tersebut Mas Ipin berkesempatan membaca salah satu pantun yang dipasang di baliho yang terdapat di bahu jalan dan membalasnya dengan pantun lain.

"Aku juga punya pantun, Neng Ngadimulyo jarena enek emas.  Lek jareku kui ngapusi.  Masyarakat Trenggalek, hei jangan cemas. Urusan dalan Senaoso abot tetap tak urusi," kata Mas Ipin.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved