Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Hari Pendengaran Sedunia, Dinkes Tulungagung Bersih-bersih Lubang Telinga Siswa di SDIT Nurul Fikri

Hari pendengaran sedunia, Dinkes Tulugnagung gelar baksos bersih-bersih telinga siswa di SDIT nurul FIkri.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
MEMBERSIHKAN TELINGA - Seorang dokter tengah membersihkan lubang telinga salah satu siswa SDIT Nurul Fikri di Jalan dr Wahidin Sudirohusodo Tulungagung, Jawa Timur Selasa (25/2/2025). Kegiatan ini adalah bakti sosial dalam rangka memperingati Hari Pendengaran Sedunia yang jatuh pada 3 Maret 2025 nanti. (tribunmataraman.com / David Yohanes) 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan menggelar Bakti Sosial (Baksos)  bersih-bersih telinga di SDIT Nurul Fikri, Jalan Dr Wahidin Sudirohusodo Gang Masjid Ali  Tulungagung, Selasa (25/2/2025).

Kegiatan ini bagian peringatan Hari Pendengaran Sedunia (World Hearing Day), yang jatuh pada 3 Maret 2025 mendatang.

Salah satu yang merasakan dampak dari kegiatan ini adalah EG (8), salah satu siswa yang dibersihkan telinganya.

Dokter mengeluarkan kotoran sebesar jari kelingking dari masing-masing lubang telinganya.   

EG pun tersenyum bahagia dan mengaku pendengarannya jadi lebih baik.

Ketua Komda Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian Kabupaten Tulungagung, dr Mochammad  Mundir Arif, Sp.THT-KL, menilai selama ini pendengaran sering diremehkan.

“Orang sakit jantung langsung diobati, orang kecelakaan tangannya patah langsung diobati. Tapi orang gangguan pendengaran tidak segera ditolong,” ujar dr Mundir.

Lanjutnya, gangguan pendengaran memang tidak tampak dari luar dan tidak mengancam jiwa.

Orang yang tuli tetap bisa hidup, namun ketuliannya bisa mengancam masa depan.

Karena itu kegiatan ini digelar untuk mencegah salah satu faktor pemicu gangguan pendengaran.

“Orang tuli tidak akan mati, tapi dengan tuli  akan mati masa depannya,” tegasnya.

Ada 5 faktor yang menyebabkan penurunan pendengaran, yaitu faktor sejak lahir, kopokan atau congekan, karena suara keras, kotoran telinga dan faktor usia.

Untuk di Kabupaten Tulungagung, mayoritas kasus gangguan pendengaran karena faktor usia.

Bukan sekedar faktor usia, namun juga ada tambahan penyakit lain, seperti darah tinggi dan diabetes.

Dari proses pembersihan telinga, 20 persen para siswa dalam kondisi telinga kotor.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved