Korupsi Keuangan Desa Tanggung

Acungkan 2 Jempol, Bendahara Tanggung Campurdarat Digiring Kejari Usai Nekat Korupsi Rp 1,5 Miliar

Kades dan Bendahara Desa Tanggung Tulungagung Ditahan Kejaksaan Karena Dugaan Korupsi Rp 1,5 Miliar

|
Penulis: David Yohanes | Editor: faridmukarrom
David Yohanes/Tribun Mataraman
MENGACUNGKAN 2 JEMPOL - Joko Endarto (54) salah satu tersangka korupsi Keuangan Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur mengacungkan 2 jempol saat digiring ke mobil tahanan Kejaksaan Negeri Tulungagung, Rabu (10/9/2025). Joko bersama Kepala Desa Tanggung, Suyahman (64) diduga melakukan korupsi dan menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 1,5 miliar. (Tribunmataraman.com / David Yohanes) 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG -  Fakta terbaru Kasus korupsi di Desa Tanggung Tulungagung yang menjerat Kepala Desa dan Bendahara.

Diberitakan Tribunmataraman.com sebelumnya Kejaksaan Negeri (Kejari) Tulungagung berhasil menahan 2 orang tersangka.

Keduanya adalah Joko Endarto (54), Bendahara Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

Bak seperti orang tak bersalah kedua tersangka sempat berpose 2 jempol saat digiring dengan menggunakan baju tahanan Kejaksaan Negeri (Kejari) Tulungagung, Rabu (10/9/2025) sore.

Bahkan Joko cukup lama berpose saat wartawan mengambil gambar, sebelum dia masuk mobil tahanan.

Baca juga: FAKTA BARU Kasus Ladang Ganja di Gandusari Blitar: Pemilik Ladang Beroperasi Sendiri

Joko bersama Kepala Desa Tanggung, Suyahman (64) ditetapkan sebagai tersangka dugaan korupsi keuangan desa dari tahun 2017-2019.

Keduanya dititipkan ke Lapas Kelas IIB Tulungagung sebelum perkaranya dilimpahkan ke pengadilan.

Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Tulungagung, Tri Sutrisno, mengatakan kedua tersangka menyalahgunakan Anggaran Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD), Bantuan Keuangan (BK), dan Bagi Hasil Pajak.

“Hasil audit bersama Inspektorat kerugian sebesar Rp 1,5 miliar. Semua dipakai untuk kepentingan pribadi,” jelasnya.

Lanjutnya, dari audit ini ada ketidaksesuaian antara pembiayaan dan realisasi pembangunan di lapangan.

Sampai saat kedua tersangka tidak mengakui perbuatannya.

Namun Kajari, semua bukti dan keterangan saksi telah menguatkan perbuatan keduanya.

“Ada sekitar 40 orang saksi yang dimintai keterangan,” katanya.

Berkas perkara Suyahman dan Joko dipisahkan.

Kajari menyebut, perbuatan korupsi ini dilakukan bersamaan sehingga sulit memisahkan peran keduanya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved