Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Pemkab Tulungagung Arsipkan Karya Cetak dan Rekam Kuno, Minta Partisipasi Masyarakat

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung meminta warga yang punya arsip masa lampau untuk ditunjukkan

Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
NASKAH KUNO - Bupati Tulungagung, Gatut Sunu Wibowo melihat sejumlah naskah kuno yang dipamerkan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dalam workshop identifikasi dan pendataan naskah kuno nusantara 2025, Selasa (9/9/2025) di Pendopo Kabupaten. Pemkab Tulungagung meminta warga menunjukkan arsip karya cetak dan karya rekam kuno untuk dialihmediakan dan alih bahasa, untuk tujuan pendidikan. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG - Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung meminta warga yang punya arsip masa lampau untuk ditunjukkan.

Arsip ini bisa berupa naskah kuno, karya cetak dan rekam audio maupun video.

Arsip kuno ini nantinya akan disalin dan dialihbahasakan, untuk pelestarian maupun materi pembelajaran.

Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung, Lilik Ismiati, dalam workshop identifikasi dan pendataan naskah kuno nusantara 2025 di Pendopo Kabupaten, Selasa (9/9/2025).

“Kegiatan ini untuk memancing warga Tulungagung agar dimunculkan arsip-arsip kuno. Mengingatkan kita masa-masa dulu,” ujarnya.

Lilik mencontohkan, salah satu yang bisa diarsipkan adalah Siswo Budoyo, grup ketoprak legendaris era 80-an.  

Arsip-arsip kuno ini akan menjaga budaya leluhur masyarakat Kabupaten Tulungagung.

“Yang punya naskah-naskah lama, silakan ditunjukkan. Biar mengingat budaya lama, sehingga tidak menghilang,” tegasnya.

Dalam kesempatan ini juga dipamerkan sejumlah koleksi naskah kuno, seperti dari tahun 1500 dan 1700 Masehi.

Salah satu yang diundang adalah Lulut Edi Santoso, seorang praktisi naskah-naskah kuno dari Malang.

“Ini pameran spontan, naskah-naskah yang ditemukan di Pendopo Kabupaten Tulungagung,” ujar Lulut.

Salah satu naskah yang dipamerkan adalah cerita tentang Menak, tentang awal peralihan ke Islam.

Menariknya, naskah yang ditemukan ditulis dengan aksara Bali kuno.

Dengan pameran ini diharapkan masyarakat bisa mengingat, jika ada naskah kuno di rumahnya.

“Kami mendorong untuk bisa ditindaklanjuti. Ditunjukkan, kemudian dialih media, syukur jika dikaji isinya,” sambung Lulut.  

Baca juga: Ada Kementerian Baru, Layanan Pendaftaran Haji di Trenggalek Tetap ke Kemenag

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved