Ledakan di Ponggok Blitar
Pengakuan Kakak Korban Ledakan Hebat di Blitar: Tak Tahu Adiknya Punya Bahan Pembuat Petasan
Priyo sama sekali tak tahu adiknya memiliki bahan pembuat petasan yang menjadi pemicu ledakan hebat di Blitar dan menewaskan 4 orang.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
TRIBUNMATARAMAN.COM - Priyo, anak kedua korban ledakan hebat di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, terlihat tabah saat menerima tiga jenazah anggota keluarganya di RSUD Srengat, Kabupaten Blitar, Selasa (21/2/2023).
Priyo kehilangan tiga orang keluarga tercintanya yang meninggal dunia dalam peristiwa ledakan yang terjadi pada Minggu (19/2/2023).
Tiga orang keluarga Priyo yang meninggal dunia dalam peristiwa tersebut, yaitu, ayahnya, Darman serta dua adiknya, Arifin dan Deni Widodo.
Baca juga: Gubernur Jatim Pastikan Pemerintah Akan Menanggung Kerusakan Rumah Akibat Ledakan di Blitar
Priyo ditemani Kepala Desa Karangbendo, Khoirul Anam saat menerima penyerahan jenazah tiga orang keluarganya di RSUD Srengat.
"Tadi sempat di kamar jenazah, cuma mengenali (jenazah) ayah saya, kalau kedua adik saya, Widodo dan Arifin tidak bisa mengenali, kondisi rusak, tidak utuh," kata Priyo, kepada wartawan.
Priyo merupakan anak kedua Darman dari lima bersaudara. Sedang dua adiknya, Arifin dan Widodo merupakan anak ketiga dan keempat.
Baca juga: Kondisi Jenazah Korban Ledakan di Blitar, Hanya 1 yang Masih Bisa Dikenali
Baca juga: Berat Bahan Petasan yang Memicu Ledakan Dahsyat di Ponggok Blitar Diduga Sampai 15 Kg
"Arifin anak nomor tiga dan Widodo anak nomor empat. Saya anak nomor dua. Kami lima bersaudara," ujar Priyo.
Priyo mengaku tidak mengetahui kedua adiknya memiliki bahan petasan di rumah orang tuanya.
Setelah menikah, Priyo tinggal terpisah dengan orang tuanya. Sekarang, Priyo bersama istrinya tinggal di Kauman, Kecamatan Srengat, Kabupaten Blitar.
Selama ini, Darman hanya tinggal bersama adiknya, Widodo.
Sedangkan Arifin juga tinggal terpisah dengan orang tuanya. Arifin bersama istrinya di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo.
"Saya tidak tahu (soal bahan petasan). Selama ini Bapak (Darman) tinggal sama Widodo. Kalau Arifin di tempat istrinya juga di Sadeng," katanya.
Menurut Priyo, bapaknya sehari-hari bekerja sebagai petani dan peternak. "Bapak sehari-hari tani dan ternak. Kalau Widodo kerja di pabrik tripleks," ujarnya.
Kepala Desa Karangbendo, Khoirul Anam mengatakan sebenarnya keluarga Darman merupakan keluarga biasa dan sederhana.
Selama ini, kondisi keluarga Darman juga aman-aman saja. "Tidak pernah ada kejadian seperti ini. Ini hal yang mengejutkan bagi saya," katanya.
Uang Sumbangan untuk Korban Terdampak Ledakan Petasan di Ponggok Blitar Terkumpul Rp 104 Juta |
![]() |
---|
Terkait Ledakan di Ponggok Blitar, Polisi Pastikan Tak Ada Kaitan Dengan Terorisme |
![]() |
---|
Insiden Ledakan di Ponggok Blitar Naik Penyidikan, Polisi Cari Pemasok Bubuk Petasan |
![]() |
---|
Kisah Sedih Warga Terdampak Ledakan di Blitar: Rumah Rusak Berat Saat Hendak Bikin Hajatan |
![]() |
---|
9 Rumah Terdampak Ledakan di Ponggok Blitar Belum Tersentuh Perbaikan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.