Ledakan di Ponggok Blitar

Kisah Sedih Warga Terdampak Ledakan di Blitar: Rumah Rusak Berat Saat Hendak Bikin Hajatan

Ledakan dahsyat di Ponggok Blitar menyisahkan kesedihan warga yang rumahnya ikut rusak. Salah satunya, rusak berat saat jelang hajatan besar

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Kondisi rumah keluarga Jumali yang rusak terdampak ledakan petasan di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Sabtu (25/2/2023).    

TRIBUNMATARAMAN.COM - Peristiwa ledakan dahsyat diduga dari bahan petasan di Dusun Tegalrejo Sadeng, Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, sampai sekarang masih menyisakan trauma mendalam bagi warga sekitar yang terdampak.

Tak hanya trauma, sejumlah warga juga dibuat repot karena rumahnya rusak akibat imbas ledakan hebat yang terjadi di rumah Darman (65), warga Dusun Tegalrejo Sadeng, pada Minggu (19/2/2023) malam itu.

Seperti yang dirasakan Jumali (35), salah satu warga yang rumah keluarganya rusak parah dampak ledakan bahan petasan.

"Sampai sekarang saya masih trauma. Dengar suara pintu ditutup agak keras, saya langsung kaget ketakutan," kata Jumali di sela-sela memperbaiki rumah keluarganya bersama warga, Sabtu (25/2/2023).

Rumah keluarga Jumali berada persis di sebelah barat pusat ledakan, hanya dipisahkan pekarangan kosong.

Rumah keluarga Jumali tergolong rusak berat terdampak ledakan. Seluruh genteng atap rumah rontok. Semua kaca jendela rumah pecah. Tembok bagian samping kiri rumah retak-retak.

"Keluarga masih bingung, karena sebentar lagi mau mengadakan hajatan mantu anaknya bude. Tanggalnya sudah ditetapkan 18 Maret 2023. Sekarang bingung mikir biaya dobel (acara nikah dan perbaikan rumah)," ujar bapak anak satu itu.

Rumah yang ditempati Jumali merupakan rumah induk keluarga besar dari mertuanya. Ada dua kepala keluarga (KK) yang terdiri atas tujuh orang yang menempati rumah itu.

Mereka, Jumali, istri, anak dan mertua perempuannya serta pakde, bude, dan anak budenya.

Rumah model lawas itu disekat menjadi dua bagian. Jumali bersama istri, anak, dan mertua perempuannya tinggal di bangunan sebelah kiri. Sedang pakde, bude, dan anaknya tinggal di rumah induk.

Sesuai rencana, bude Jumali akan mengadakan acara pernikahan anak perempuannya.

Pesta hajatan digelar di rumah keluarga besar mertuanya. Hari pesta pernikahan sudah ditetapkan pada 18 Maret 2023.

Keluarga juga sudah pesan perlengkapan hajatan mulai terop dan kuade (dekor) pernikahan.

Keluarga juga sudah memberi tahu saudara dan tetangga terdekat untuk ikut rewang di acara hajatan pernikahan itu.

"Rencana ada dua pasangan pengantin di acara itu. Anak bude saya serta saya dan istri. Dulu nikah saya dan istri hanya akad saja. Rencananya, mau diramaikan bersamaan dengan nikahnya anak bude," kata pria yang bekerja sebagai tukang potong kayu itu.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved