Lipsus Koperasi Merah Putih
Pemkab Trenggalek Mantabkan Operasional Koperasi Merah Putih Lewat Jalan Berikut
157 Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dan Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) di Kabupaten Trenggalek telah dibentuk
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
Saniran mengakui, SDM pengurus menjadi hal yang perlu disiapkan sebelum koperasi merah putih benar-benar operasional. Untuk itu lah di Trenggalek baru lima koperasi merah putih yang saat ini sudah benar-benar beroperasi.
Lima koperasi yang sudah beroperasi antara lain KDMP Desa Tumpuk, Kecamatan Tugu, yang sudah kerja sama dengan Dapur MBG atau SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi).
Kemudian KDMP Karangsoko, Kecamatan Trenggalek, kemudian KDMP Kedung Sigit, Kecamatan Karangan, dan KDMP Wonoanti, Kecamatan Gandusari yang akan bekerja sama dengan PT PPI (Perusahaan Perdagangan Indonesia) dalam rangka penyediaan sembako.
"Lalu KDMP Desa Ngares juga akan kami fasilitasi kerja sama dengan Toko swalayan berjejaring dalam rangka mengoperasionalkan koperasi," ucap Saniran.
Sedangkan modalnya, berdasarkan Permenkeu 49/2025, koperasi merah putih bisa mengajukan pinjaman hingga Rp 3 miliar dengan bunga 6 persen per tahun.
Di Kabupaten Trenggalek, Himbara yang ditunjuk untuk menyalurkan pinjaman tersebut adalah BRI.
Hanya saja angka Rp 3 miliar tersebut dibagi menjadi dua skema, yaitu Rp 500 juta untuk operasional, sedangkan yang Rp 2,5 miliar untuk investasi.
"Jadi untuk operasional ini koperasi dapat mengajukan pinjaman Rp500 juta, cuman harus melalui proposal bisnis yang disepakati dalam musyawarah desa. Karena nanti ketika ada problem, gagal bayar dan sebagainya maka maksimal 30 persen dari dana desa itu dijaminkan untuk kegagalan di tahun ke-6," tegas Saniran.
Namun demikian, ia menegaskan pinjaman tersebut bukan satu-satunya akses modal. Banyak akses modal lain mulai dari modal penyertaan dari anggota hingga hibah.
Saniran sendiri memastikan lima koperasi merah putih di Trenggalek yang sudah operasional belum ada yang mengajukan pinjaman ke bank.
"Modalnya dari anggota, penyertaan dan sebagainya. Jadi memang yang bagus ya kami harapkan modal sendiri bukan pinjaman. Modal dari pengurus juga bisa. Misalnya pengurus memandang bahwa koperasi ini potensinya bagus, kami punya uang cukup. Maka pengurus bisa memberikan modal pada koperasi dalam bentuk penyertaan modal," terangnya.
Baca juga: Koperasi Merah Putih, Cara Warga Ngronggo Kota Jaga Kemandirian Ekonomi
Saniran sendiri optimis bisnis usaha koperasi merah putih ini akan berkembang dan akan mendapatkan antusias yang besar dari masyarakat karena harga yang dipatok harus menggunakan Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Walaupun demikian, ia memastikan keberadaan koperasi merah putih tidak akan mematikan toko kelontong.
"Nanti itu bagian dari jaringan kolaborasi. Harapannya nanti peraturan undang-undangnya juga akan keluar. Jadi tidak mematikan perekonomian yang sudah ada karena memang prinsip pendirian koperasi itu meningkatkan perekonomian di desa," pungkasnya.
(Sofyan Arif Candra/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
Lipsus Koperasi Merah Putih
Liputan Khusus
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan
Koperasi Desa Merah Putih
Koperasi kelurahan merah putih
kabupaten Trenggalek
Eksklusif
Multiangle
tribunmataraman.com
Pemkab Trenggalek
Koperasi Merah Putih
| LIPUTAN KHUSUS Optimisme KDMP Karangsoko Trenggalek Gerakkan Ekonomi Warga dari Potensi Lokal |
|
|---|
| LIPSUS Musyawarah Warga Lahirlah Koperasi Merah Putih Bandar Kidul Beromzet Jutaan Rupiah |
|
|---|
| Koperasi Merah Putih, Cara Warga Ngronggo Kota Jaga Kemandirian Ekonomi |
|
|---|
| Koperasi Merah Putih di 46 Kelurahan, Pemkot Kediri Dorong Transformasi Menuju Ekonomi Mandiri |
|
|---|
| Liputan Khusus, KKMP Sukorejo Kota Blitar Jadi Penyuplai Bahan Baku Dapur MBG |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataraman/foto/bank/originals/Bimtek-KDKMP-trenggalek.jpg)