Lipsus Koperasi Merah Putih

Koperasi Merah Putih, Cara Warga Ngronggo Kota Jaga Kemandirian Ekonomi

kisah inspiratif tentang semangat gotong royong warga Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri mendirikan koperasi Merah putih

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Luthfi Husnika
KMP NGRONGGO - Ketua Koperasi Merah Putih Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri, Yuli Prianto saat ditemui di gerai KMP yang berlokasi di Ngronggo Sport Art Center (NSAC). Sampai hari ini KMP Ngronggo sudah memiliki 120 anggota koperasi aktif. 

Ringkasan Berita:

 

TRIBUNMATARAMAN.COM I KEDIRI - Di balik semarak aktivitas Ngronggo Sport Art Center (NSAC) yang ramai dengan kegiatan olahraga dan UMKM, ada kisah inspiratif tentang semangat gotong royong warga Kelurahan Ngronggo, Kecamatan Kota, Kota Kediri.

Warga setempat berhasil menghidupkan kembali semangat koperasi melalui berdirinya Koperasi Merah Putih, yang kini menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat sekitar.

Ketua Koperasi Merah Putih Kelurahan Ngronggo, Yuli Prianto, menceritakan bahwa awal mula berdirinya koperasi ini berawal dari program Kampung Keren di wilayahnya.

Program tersebut berkembang menjadi NSAC yang kemudian menjadi pusat kegiatan warga.

"Awalnya tanah ini milik Pemda, kemudian kami manfaatkan untuk kegiatan warga. Dari situ muncul ide membentuk koperasi," terangnya, Kamis (30/10/2025).

Sebelum menjadi Koperasi Merah Putih, sempat didirikan koperasi simpan pinjam. Namun, peraturan baru yang mewajibkan modal sebesar Rp500 juta membuat mereka harus memutar otak.

"Kami takut karena nominal sangat besar. Akhirnya semua kami kembalikan. Setelah itu kami bentuk koperasi konsumen, bukan simpan pinjam," tutur Yuli.

Koperasi konsumen tersebut sempat menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) sekali.

Hingga kemudian ada program terkait Koperasi Merah Putih, Yuli dan tim kemudian mengembangkan koperasi konsumen yang sudah dibentuk untuk ke tahap berikutnya melalui Koperasi Merah Putih, sebuah wadah yang lebih kuat secara kelembagaan dan manajemen.

Yuli mengatakan, modal awal koperasi berasal dari warga sendiri melalui simpanan pokok, wajib, dan sukarela. Saat ini sudah ada 120 anggota koperasi.

Setiap anggota membayar simpanan pokok Rp100 ribu, simpanan wajib Rp10 ribu per bulan, dan simpanan sukarela sesuai kemampuan.

"Kami mulai dari yang kecil. Prinsipnya, kami jalan dulu dengan kekuatan sendiri," kata Yuli.

Meski bermodal swadaya, roda ekonomi koperasi ini tetap berputar berkat dukungan berbagai unit usaha yang ada di NSAC. Ada UMKM yang setiap hari menyumbang Rp10 ribu untuk koperasi.

Saat ini ada tiga UMKM aktif. Dari sana, Koperasi Merah Putih yang dikelola bisa mendapatkan Rp900 ribu perbulan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved