Ponpes Ambruk di Sidoarjo

Saputro Berharap Anaknya Selamat Meski Terjebak di Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny

Wali santri berharap, santri yang masih terjebak di reruntuhan bangunan ambruk di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo bisa selamat

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Yusron Naufal Putra
HARAPKAN KEAJAIBAN - Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak di posko gabungan musibah ambruknya Musala di Pondok Pesantren Al-Khoziny Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Hingga saat ini, upaya evakuasi korban masih terus dilakukan secara intensif. 

TRIBUNMATARAMAN.COM I SIDOARJO - Sejumlah wali santri masih memadati posko penyelamatan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (30/9/2025).

Wali santri yang menunggu, terutama wali santri yang anak atau saudaranya masih terjebak di reruntuhan bangunan Ponpes yang ada di Kecamatan Buduran, Kabupaten Sidoarjo itu.

Satu di antaranya, Saputro, warga Kabupaten Bangkalan, Madura.

Dalam wajah kuyu, sedih, dan kurang tidur, dia setia menunggu sambil berharap ada keajaiban agar anak ketiganya selamat. 

Putra ketiganya, Mohammad Anas Fahmi, termasuk di antara penyintas/korban yang masih terjebak di reruntuhan.

Hingga Selasa (30/9/2025) siang, remaja itu masih belum bisa dievakuasi.                          

"Saya terus berdoa, anak saya bisa selamat," kata Saputro. 

Petugas gabungan memang terus berupaya untuk mengevakuasi sejumlah korban dari puing reruntuhan.

Sejak Senin (29/9/2025) sore atau pasca kejadian hingga Selasa siang, proses evakuasi intensif terus dilakukan.

Dari penjelasan petugas, evakuasi memang dilakukan hati-hati karena khawatir konstruksi bangunan makin ambruk. 

Hingga saat ini, petugas masih berupaya mengevakuasi korban dalam kondisi selamat.

Baca juga: Pemotor Tewas dalam Kecelakaan Beruntun di Pare Kediri

Saputro dan keluarga sudah berada di lokasi sejak Senin petang. Ia yang menerima kabar sesaat setelah kejadian langsung bertolak dari Bangkalan menuju Sidoarjo. Ia bermalam bersama keluarga di lorong pondok putri yang kini menjadi posko. 

Di posko ini memang menjadi tempat informasi perkembangan evakuasi korban dari petugas sekaligus juga terdapat dapur umum.

"Saya mendapat telpon kemarin setelah kejadian itu, akhirnya saya bersama keluarga kesini. Mudah-mudahan anak saya selamat," ungkap Saputro. 

Selain Saputro, ada juga Umar Faruq. Ia juga orang tua korban. Bedanya, anaknya sudah berhasil dievakuasi dan kini dirawat dirumahnya di Bangkalan.

Umar Faruq masih bertahan di Pondok Pesantren Al-Khoziny sebagai bentuk empati kepada Saputro yang kini menunggu kabar terbaru dari proses evakuasi korban. 

Saputro dan Umar Faruq, memang sama-sama berasal dari Bangkalan tepatnya di daerah Kamal.

"Anak saya dievakuasi tadi malam," ucap Umar Faruq. 

Sepanjang posko ini, sejumlah keluarga wali santri masih terus bertahan menunggu kabar terbaru dari petugas.

Sebab, ada sekitar tujuh orang yang hingga kini berada dalam reruntuhan. Para keluarga korban ini bahkan langsung menangis kepada Wagub Jatim Emil Dardak yang meninjau langsung ke lokasi, Selasa siang. 

Emil berupaya menguatkan keluarga korban untuk terus berdoa sembari menceritakan bagaimana proses evakuasi berlangsung.

Emil memahami kekhawatiran keluarga karena memang mereka tidak bisa langsung melihat ke lokasi kejadian. Faktor keamanan menjadi yang utama mengapa pengetatan dilakukan di TKP. 

"Kami sampaikan mengenai apa yang betul-betul kami ikhtiarkan sekarang," ungkap Emil saat diwawancarai di lokasi. 

 

(Yusron Naufal Putra/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved