Ponpes Ambruk di Sidoarjo
Tangis Fitri Pecah di RS Bhayangkara, Jenazah Anaknya Rendra Akhirnya Teridentifikasi
Tangis Duka Tak Bertepi Santri Asal Lamongan Korban Runtuhan Al-Khoziny, Ibunda Rendra Duduk di Kursi Tunggu Menopang Kepala dengan Tatapan Kosong
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: faridmukarrom
TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Kantung mata Fitri tampak menebal, pipinya sembab, bekas air mata yang berkali-kali jatuh selama hampir sepekan mencari sang anak sulung, Virgiawan Narendra Sugiarto (16) atau akrab disapa Rendra yang tertimbun reruntuhan Gedung Ponpes Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Selasa (7/10/2025) malam, perempuan berkerudung cokelat itu tampak duduk meringkuk di kursi besi ruang tunggu Posko Ante-Mortem RS Bhayangkara Surabaya.
Tubuhnya condong ke kiri, pipinya menempel pada sandaran kursi, matanya terbuka namun menatap kosong ke lantai. Ia bukan tertidur hanya kelelahan dan tenggelam dalam duka.
Ditemani dua kerabat yang duduk tak jauh darinya, Fitri menunggu proses pengambilan jenazah Rendra. Suasana sunyi hanya dipecah oleh deru langkah para petugas dan suara panggilan nama-nama korban yang baru saja diidentifikasi oleh Tim DVI.
Baca juga: Ketua Alumni Ponpes Al-Khoziny: Para Santri Wafat dalam Keadaan Mulia, Akan Diumrahkan
Bagi Fitri, Rendra bukan hanya anak sulung, tapi juga anak yang penurut, rajin, dan istiqamah dalam beribadah. Suaranya bergetar saat mencoba menjawab pertanyaan wartawan.
“Saya kalau cerita nanti teringat lagi. Saya enggak kuat ngomong,” ujarnya pelan, menahan tangis.
Meski diliputi duka, Fitri tetap berusaha tegar. Ia percaya anaknya meninggal dalam keadaan terbaik, karena berpulang saat menunaikan salat Asar berjamaah di masjid pondok.
“Dia wafat dalam keadaan menuntut ilmu dan sedang beribadah. Saya yakin itu yang terbaik,” ucapnya lirih.
Fitri juga sempat menceritakan firasat yang datang bukan dari dirinya, melainkan dari sang anak bungsu, adik Rendra.
“Beberapa hari sebelum kejadian, adiknya sering nangis, minta kakaknya pulang. Katanya, ‘Mas pulang, Mas pulang,’” kenangnya.
Malam itu, Tim DVI RS Bhayangkara Surabaya mengumumkan hasil identifikasi 17 jenazah baru korban ambruknya Ponpes Al-Khoziny. Proses pencocokan dilakukan melalui data Ante-Mortem dan Post-Mortem, dari total 18 kantong jenazah yang masuk hari itu.
Dengan tambahan tersebut, jumlah korban yang berhasil diidentifikasi menjadi 34 orang dari 64 kantong jenazah yang diterima hingga Selasa malam.
Nama Virgiawan Narendra Sugiarto tercatat pada urutan keenam dalam daftar hasil identifikasi.
Ia teridentifikasi melalui pemeriksaan DNA dan medis, dengan nomor jenazah PM RSB B-010 dan nomor AM 061. Alamat almarhum tercatat di Mayong Tengah, Karangbinangun, Lamongan.
Selain Rendra, Tim DVI juga mengidentifikasi beberapa korban lain, termasuk Moch Ali Sirojuddin (13) dari Surabaya, yang tubuhnya ditemukan dalam dua kantong jenazah berbeda namun cocok berdasarkan hasil uji DNA. Ada pula korban yang berasal dari Kubu Raya (Kalimantan Barat), Lamongan, Sidoarjo, Gresik, Kediri, Bangkalan, dan wilayah lain.
Ketua Alumni Ponpes Al-Khoziny: Para Santri Wafat dalam Keadaan Mulia, Akan Diumrahkan |
![]() |
---|
HAMPA: Fauzi Datangi RS, Nantikan 4 Keponakan yang Belum Teridentifikasi Korban Ambruk Gedung Ponpes |
![]() |
---|
Operasi Pencarian Ditutup, Semua Akses Jalan Sekitar Ponpes Al Khoziny Dibuka |
![]() |
---|
Operasi Pencarian Selesai, Korban Tragedi di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo 171 orang |
![]() |
---|
UPDATE Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Satu Body Part Ditemukan dan Jumlah Korban Tembus 170 orang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.