Ponpes Ambruk di Sidoarjo

HAMPA: Fauzi Datangi RS, Nantikan 4 Keponakan yang Belum Teridentifikasi Korban Ambruk Gedung Ponpes

Cerita Fauzi Kehilangan 4 Ponakannya Gegara Tragedi Ambruknya Gedung Ponpes Al-Khoziny Sidoarjo,

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: faridmukarrom
TribunMataraman.com/M Taufik
EVAKUASI - Petugas terus mengevakuasi jenazah dari reruntuhan Ponpes Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga Senin (6/10/2025), Basarna menyebut 54 orang meninggal dalam tragedi tersebut 

TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA -  Fauzi menjadi salah satu keluarga korban Tragedi Ambruknya Gedung Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, yang terjadi pada Senin (29/9/2025). Hingga hampir sepekan pascakejadian, empat keponakannya masih belum ditemukan, meski operasi pencarian resmi dihentikan pada Selasa (7/10/2025) siang.

Malam harinya, Fauzi mendatangi Posko DVI RS Bhayangkara Surabaya untuk mencari kabar pasti tentang keempat keponakannya tersebut. Dengan wajah lesu, ia hanya bisa pasrah jika yang bisa ia bawa pulang malam itu hanyalah jenazah.

Ia menyadari bahwa tim SAR telah menghentikan operasi karena tidak lagi menemukan korban di reruntuhan bangunan. Kini, satu-satunya harapan adalah proses identifikasi di kamar jenazah rumah sakit.

“Kalau yang ponakan, sampai sekarang belum teridentifikasi. Kami masih menunggu hasilnya,” ujar Fauzi di RS Bhayangkara Surabaya, Selasa (7/10/2025).

Baca juga: Wilayah Kecamatan Tulungagung Masih Risiko Banjir, Belum Ada Normalisasi Saluran Pembuangan

Keempat keponakannya yang hilang diketahui bernama Ubaidillah (keponakan dari pihak istri), serta M. Haikal Ridwan, M. Muzakki Yusuf, dan Albi (keponakan dari keluarga besar Fauzi).

Selain keempatnya, anak kandung Fauzi, Toharul Maulidi (16) alias Arul, juga merupakan santri di ponpes tersebut. Beruntung, saat kejadian ia tidak berada di area masjid di lantai dasar bangunan empat lantai itu, sehingga berhasil selamat tanpa luka sedikit pun.

“Alhamdulillah anak saya selamat karena tidak di lokasi kejadian,” tuturnya.

Dari cerita sang anak, Fauzi mengetahui bahwa pada pagi hari sebelum bangunan runtuh, Arul dan Haikal sempat naik ke lantai atas dan melihat pekerja yang sedang melakukan pengecoran beton.

“Pagi itu mereka lihat ada aktivitas ngecor di atas. Artinya, memang ada pekerjaan di situ, padahal di bawah ada orang yang sedang salat. Nah, SOP-nya seperti apa, kan itu jadi pertanyaan,” ungkapnya.

Fauzi mengenang Haikal sebagai sosok yang cerdas, ceria, dan kreatif. Selain berprestasi di sekolah, Haikal juga gemar mengutak-atik perangkat sound system.

“Haikal itu anaknya pintar dan kreatif. Suka mainan sound horeg di rumah. Saya sangat kehilangan dan terpukul karena sampai sekarang jenazahnya belum bisa diidentifikasi,” ucapnya.

Fauzi berharap pihak kepolisian segera mengusut penyebab runtuhnya gedung tersebut. Ia meyakini ada unsur kelalaian dalam pembangunan sehingga menyebabkan bencana fatal ini.

“Kalau ada kelalaian manusia, harus diproses hukum. Siapapun pelakunya, hukum tetap harus ditegakkan,” tegasnya.

Ia juga meminta agar proses penyelidikan tidak menunggu rampungnya identifikasi korban.

“Jangan tunggu identifikasi selesai, penyelidikan bisa berjalan bersamaan. Itu tidak akan mengganggu proses identifikasi,” pungkasnya.
 
Data Korban Tragedi Ponpes Al-Khoziny

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved