Citizen Journalism

UKM Penalaran UNAIR Resmikan Desa Binaan di Semambung, Angkat Potensi Tutut hingga UMKM

UKM Penalaran Universitas Airlangga resmi membuka Desa Binaan di Semambung, Kecamatan Jabon, Sidoarjo.

Penulis: Dhea Berta Marsella | Editor: faridmukarrom
Dhea Berta Marsella/TribunMataraman
Foto bersama mahasiswa UKM Penalaran UNAIR dan perangkat Desa Semambung usai pembukaan program Desa Binaan 2025 di Balai Desa Semambung, Kecamatan Jabon, Sidoarjo, Sabtu (20/9/2025). 

TRIBUNMATARAMAN.COM — UKM Penalaran Universitas Airlangga resmi membuka program Desa Binaan di Desa Semambung, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Sabtu (20/9/2025). 

Program ini menyoroti potensi lokal, mulai dari pengolahan tutut sawah hingga pengembangan UMKM.

Sabtu malam, Balai Desa Semambung sudah dipenuhi riuh. Spanduk bertuliskan “Desa Binaan UKM Penalaran 2025” terpasang di muka aula. 

Sekitar dua puluh mahasiswa datang dari Surabaya. Ada yang menempuh perjalanan dengan motor sejak pagi, ada pula yang turun dari kereta di stasiun terdekat.

Mereka membawa alat peraga, pamflet, dan semangat kerelawanan. Suasana terasa hangat sekaligus penuh harapan.

Pembukaan diawali doa bersama, dilanjutkan sambutan dari Ketua Pelaksana Desa Binaan 2025. Dengan suara mantap, ia menjelaskan tujuan kegiatan.

“Kegiatan ini kami susun melalui beberapa tahapan, mulai dari identifikasi masalah desa, penyusunan program, hingga pendampingan dan evaluasi. Harapannya, seluruh rangkaian kegiatan tidak berhenti di pelatihan, tetapi bisa diterapkan langsung oleh warga,” ujarnya.

Ketua Umum UKM Penalaran UNAIR pun menegaskan komitmen mahasiswa dalam kerja sama jangka panjang dengan masyarakat desa.

“Kami hadir untuk membangun mitra kerja yang berkesinambungan dengan memanfaatkan sumber daya alam dan kearifan lokal. Potensi itu bisa memberi manfaat nyata bagi masyarakat,” katanya di hadapan perangkat desa dan mahasiswa.

Dukungan juga datang dari Kepala Desa Semambung, Jainuri. Ia menyambut baik hadirnya Desa Binaan karena program ini dinilai mampu mengubah cara pandang warga terhadap potensi lokal.

“Selama ini tutut banyak merusak hasil panen. Semoga kehadiran adik-adik dari UKM Penalaran UNAIR bisa mengubah masalah menjadi peluang. Kami siap mendampingi agar program ini berkelanjutan,” ujarnya, disambut tepuk tangan hadirin.

Rangkaian acara pembukaan juga ditandai penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Ketua Pelaksana dan Kepala Desa. Penandatanganan itu menjadi simbol awal kolaborasi mahasiswa–desa. Mahasiswa hadir sebagai fasilitator, sedangkan warga sebagai pelaku utama.

Momen itu menandai pembukaan rangkaian kegiatan Desa Binaan yang akan berjalan hingga 18 Oktober 2025. 

Baca juga: 5 Rekomendasi Parfum Cewek di Minimarket, Bikin Tampil Anggun tapi Tetap Ramah di Kantong

Selama ini, warga Desa Semambung mengenal tutut atau kol sawah sebagai bagian dari ekosistem pertanian yang sering dianggap hama. 

Padahal, menurut data komposisi pangan yang dilansir dari laman resmi Halodoc, tutut mengandung protein, kalsium, zat besi, dan vitamin yang berguna untuk gizi keluarga. 

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved