Citizen Journalism

Merawat Kebhinekaan, Mini Bootcamp GPYI Surabaya 2025 Hadirkan Semangat Perdamaian

Mini Bootcamp bertema Freedom of Belief and Culture of Tolerance 2025 hadir di Surabaya.

Editor: faridmukarrom
Dok. Pribadi
Peserta Mini Bootcamp Freedom of Belief and Culture of Tolerance 2025 di ASEEC Tower, Universitas Airlangga pada Sabtu (20/9/2025). Acara yang digelar GPYI-Surabaya bersama Indika Foundation dan PKKA UNAIR ini menghadirkan talkshow, diskusi, serta aktivitas interaktif untuk merawat kebhinekaan dan memperkuat toleransi. 

TRIBUNMATARAMAN.COM – Generasi muda kembali diajak berperan aktif dalam merawat kebhinekaan melalui Mini Bootcamp bertema Freedom of Belief and Culture of Tolerance 2025.

Sebagai upaya merawat kebhinekaan sekaligus memperkuat sikap toleransi generasi muda, Program Gerak Dampak Academy oleh Global Peace Youth Indonesia (GPYI) Surabaya berkolaborasi dengan Indika Foundation dan PKKA Universitas Airlangga menyelenggarakan acara Mini Bootcamp bertema Freedom of Belief and Culture of Tolerance 2025 di ASEEC Tower, Universitas Airlangga Kampus Dharmawangsa Surabaya, pada Sabtu (20/9/2025).

Acara ini mempertemukan sejumlah pemangku kepentingan, antara lain DISPORA Jawa Timur, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Surabaya, Duta Damai Jawa Timur, serta GPYI Surabaya.

Selain menghadirkan stakeholder lintas lembaga, acara ini juga diikuti oleh delegasi mahasiswa dari lima kampus di Surabaya—UNAIR, UNTAG, UINSA, ITS, dan UNESA—serta peserta dari sejumlah perguruan tinggi lainnya. Kehadiran lintas kampus ini memperkuat semangat kolaborasi generasi muda dalam merawat perdamaian.

Dalam sambutan keynote speaker, perwakilan DISPORA Jatim, Hadi Wawan Guntoro, menekankan pentingnya pemuda usia 15–30 tahun untuk berkembang secara positif di masa emasnya, memulai kesadaran, memahami, dan bergerak membangun perubahan.

Pada sesi talkshow, Ketua FKUB Surabaya, Muhammad Yazid, menegaskan pentingnya moderasi beragama sebagai fondasi harmoni. “Ruang aman lintas iman tidak terbentuk dengan sendirinya, tetapi harus terus dijaga melalui dialog dan kolaborasi,” ujarnya Sabtu (20/9/2025).

Duta Damai Jawa Timur membahas tantangan era digital berupa intoleransi, radikalisme, hingga hoaks yang mudah menyebar di media sosial. Literasi digital dan kampanye damai dipandang sebagai strategi utama untuk membentengi generasi muda.

GPYI Surabaya menambahkan bahwa anak muda adalah aktor utama perubahan. Kreativitas, energi, dan keberanian mereka diyakini dapat melahirkan terobosan gerakan perdamaian, terutama melalui media digital yang dekat dengan keseharian generasi muda.

Materi dan Aktivitas

Narasumber
Yesi Rahma memaparkan materi Good Global Citizen dalam kegiatan Mini Bootcamp GPYI-Surabaya 2025 di ASEEC Tower, Universitas Airlangga, Sabtu (20/9/2025).


Selain talkshow, peserta mendapatkan materi Good Global Citizen yang disampaikan oleh Yesi Rahma, dengan penekanan pada tanggung jawab bersama dalam menjaga perdamaian. Hasil materi dan diskusi interaktif menegaskan bahwa perdamaian tidak sebatas ketiadaan konflik, melainkan hadir saat keadilan, kesejahteraan, dan inklusivitas dirasakan oleh semua orang.

Peserta juga dikenalkan pada konsep kepemimpinan HARMONI (Hargai Keberagaman, Aksi Nyata, Regulasi Emosi, Membangun Compassion, Open-Minded, Mengenal Diri, dan Integritas) oleh Nima Sari. Latihan problem tree dan sesi peace circle memberi ruang bagi peserta untuk menganalisis akar masalah sosial serta merancang solusi nyata.

Baca juga: HP 1 Jutaan dengan Performa Kencang, Cocok untuk Harian hingga Gaming, Cek Daftarnya di Sini!

Dampak dan Harapan

Peserta diharapkan memperoleh banyak perspektif baru. Mereka belajar bahwa perdamaian lahir dari tindakan sederhana sehari-hari, mulai dari menghargai teman berbeda keyakinan hingga menjaga etika di dunia digital dengan menolak menyebarkan hoaks.

“Perdamaian bukan hanya tugas pemerintah atau tokoh agama, tetapi tanggung jawab kita semua, termasuk dalam cara berbicara di media sosial,” ungkap salah satu peserta.

Acara ditutup dengan Forum Group Discussion yang menghasilkan rencana aksi implementasi untuk diterapkan di masyarakat. Dari rangkaian sesi talkshow dan tiga materi utama, Mini Bootcamp GPYI 2025 diharapkan menjadi bekal bagi generasi muda untuk merawat kebhinekaan Indonesia secara berkelanjutan.

Penulis: Yesi Rahma Mustika
Editor:  Dhea Berta Marsella

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved