Liputan Khusus

Demo Agustus : Penangkapan Massal dan Dugaan Kekerasan Eksesif di Jawa Timur

KontraS Surabaya temukan dugaan kekerasan berlebihan polisi saat demo 29–30 Agustus 2025 di Jatim, ratusan ditangkap termasuk puluhan anak

|
Penulis: Farid Mukarom | Editor: Sri Wahyuni
Farid Mukarrom
Konferesi Pers KontraS Surabaya soal temuan adanya tindakan kekerasan oleh aparat keamanan pada Selasa (23/9/2025). 

TRIBUNMATARAMAN.COM| SURABAYA - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Surabaya menemukan dugaan penggunaan kekerasan berlebihan oleh aparat dalam aksi gelombang protes yang terjadi 29–30 Agustus 2025 di Jawa Timur.

Seperti kasus di Surabaya, pada Jumat (29/8/2025), berawal dari massa aksi yang berkumpul di Taman Apsari lalu mereka mendekati pagar timur Gedung Negara Grahadi. 

Massa aksi membawa berbagai poster tuntutan dan meneriakan berbagai tuntutan. Tidak ada mobil komando dan koordinator dalam demonstrasi ini.

Awalnya aksi ini damai, namun ricuh setelah sebagian peserta mencoba merusak pagar dan membakar fasilitas umum. Polisi merespons memakai gas air mata dan meriam air.

Keesokan harinya, Sabtu (30/8/2025), mahasiswa dari aliansi Cipayung Plus berdemo di Mapolda Jatim dan Polrestabes Surabaya. 

ALIANSI MAHASISWA - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama berbagai organisasi mahasiswa berkumpul di depan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) untuk menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolda Jatim, Sabtu (30/8/2025). I
ALIANSI MAHASISWA - Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) bersama berbagai organisasi mahasiswa berkumpul di depan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) untuk menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolda Jatim, Sabtu (30/8/2025). I (Foto Istimewa)

Kapolrestabes Surabaya Kombes Luthfie Sulistiawan sempat menenangkan massa dengan membebaskan dua mahasiswa yang sebelumnya ditahan. 

Namun situasi kembali pecah saat kelompok tak dikenal melempari markas polisi. Bentrokan meluas hingga kawasan Tugu Pahlawan dan Jembatan Merah.

Malamnya, kerusuhan mencapai puncak ketika Gedung Negara Grahadi terbakar. 

Api melalap ruang kerja Wakil Gubernur Emil Dardak, ruang biro rumah tangga, hingga ruang wartawan. 

Gubernur Khofifah Indar Parawansa yang sempat menemui massa akhirnya dievakuasi demi keamanan.

Kerusuhan juga pecah di Kediri pada Sabtu sore. Ratusan orang menyerbu Mapolres Kediri Kota, merusak gerbang, melempari kaca, menjarah komputer, hingga membakar motor dinas.

Tak berhenti di situ, massa bergerak ke Gedung DPRD Kota Kediri. Lemparan molotov memicu kebakaran besar disertai ledakan dari dalam gedung. Api sulit dipadamkan karena massa menghadang mobil damkar.

PENJARAHAN - Terlihat aksi massa melakukan penjarahan besar-besaran di Kantor DPRD Kabupaten Kediri di Jalan Soekarno-Hatta Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem, Sabtu (30/8/2025).
PENJARAHAN - Terlihat aksi massa melakukan penjarahan besar-besaran di Kantor DPRD Kabupaten Kediri di Jalan Soekarno-Hatta Desa Sukorejo Kecamatan Ngasem, Sabtu (30/8/2025). (TribunMataraman.com/Isya Anshori)

Pada malam harinya, aksi meluas ke DPRD dan Pemkab Kediri. Massa merusak, menjarah fasilitas kantor, lalu membakar sejumlah ruangan. Situasi semakin kacau ketika barang-barang hasil jarahan diarak ke jalan raya.

Temuan KontraS Surabaya

KontraS Surabaya dalam laporan pemantauan dan advokasi “Razia Agustus di Jawa Timur” menyebutkan bahwa sejak 29 Agustus hingga pertengahan September 2025, polisi menangkap sedikitnya 865 orang di Surabaya, Kediri, Jember, Madiun, Malang, Blitar, Sidoarjo.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved