Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Banyak Anak Usia Sekolah di Tulungagung Alami Gangguan Penglihatan, Dampak Gadget?

Hasil pemeriksaan kesehatan gratis pada anak sekolah di Tulungagung menyingkap fakta memprihatinkan. Banyak anak mengalami gangguan penglihatan

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
TES VISUS - Seorang siswa SDN 03 Rejoagung Kecamatan Kedungwaru, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur melakukan tes visus untuk mengetahui kesehatan penglihatan saat Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) anak sekolah, Rabu (30/7/2025). Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung menyasar 180.000 pelajar dalam PKG anak sekolah ini. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) untuk anak sekolah di Kabupaten Tulungagung, jawa Timur, menyingkap fakta menyedihkan. 

Hasil PKG menunjukkan, banyak siswa sekolah yang mengalami gangguan penglihatan. 

Hal ini terlihat saat petugas medis memeriksa penglihatan siswa kelas VI di SDN 03 Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru, Rabu (30/7/2025).

Baca juga: Dinkes Tulungagung Agendakan Pemeriksaan Kesehatan Untuk Siswa TK Sampai SMA

Setidaknya, dari 5 siswa yang menjalani tes visus, rata-rata hanya 1-2 siswa yang tidak mengalami gangguan penglihatan.

Kondisi ini diperkirakan dampak dari kebiasaan main gawai (HP) yang membuat anak-anak fokus ke layar kecil di tangannya.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung, Anna Sapti Saripah, PKG anak sekolah ini baru dimulai sehingga data yang masuk belum banyak.

Karena itu pihaknya belum punya data pasti, gangguan apa yang paling banyak ditemukan di kalangan siswa.

“Datanya belum banyak yang masuk, sehingga kami belum bisa menyampaikan apa yang paling banyak ditemukan,” ujar Anna.

Lanjutnya, sebelumnya Dinkes melaksanakan PKG Ulang Tahun untuk masyarakat umum.

Program ini belum menjangkau para siswa hingga akhirnya diperluas untuk menjangkau pelajar SD sampai setingkat SMA.

Kegiatan ini dilaksanakan setelah penerimaan siswa baru dan dimulainya masa pembelajaran.

“Total sasaran sekitar 180.000 siswa dari SD sampai tingkat SMA. Harapannya tahun ini bisa selesai semua,” sambung Anna.

Pemeriksaan meliputi status gizi anak, tekanan darah, gula darah, skrining TBC, mata, telinga, kesehatan jiwa, hepatitis A, kesehatan reproduksi dan riwayat imunisasi.

Khusus SMP dan SMA ada tambahan pemeriksaan anemia, thalasemia, hepatitis B dan C, serta riwayat imunisasi HPV (human papiloma virus).

Khusus untuk skrining TBC menjadi bagian dari langkah awal untuk menemukan pasien sebanyak mungkin, menuju eliminasi TBC 2030.

“Dari pencarian suspect (terduga) kemudian menjadi temuan kasus. Harapannya sebanyak-banyaknya untuk diobati,” tegas Anna.

Anna mengakui, ada pelaksanaan PKG anak sekolah ini terkendala dengan keterbatasan tenaga kesehatan tingkat Puskesmas.

Selain memberikan pelayanan PKG ini, para tenaga kesehatan tetap melaksanakan tugas pelayanan rutin di Puskesmas tempatnya bekerja.

Karena itu jika PKG anak sekolah ini tidak selesai di tahun 2025, masih ada waktu semester pertama di tahun 2026.

“Masih ada kesempatan semester pertama tahun depan, setidaknya sebelum anak-anak ini lulus,” ucapnya.

PKG bertujuan agar setiap orang tahu status kesehatannya sejak awal.

Jika diketahui sehat, maka tahu bagaimana mengelola kesehatannya.

Sementara jika ditemukan risiko, dikelola agar risiko itu tidak sampai jadi penyakit.

Mereka yang diketahui sakit dikelola agar tidak menjadi kecacatan.

Dan mereka yang mengalami kecacatan karena sakitnya juga diupayakan bisa berdaya, setidaknya untuk memelihara diri sendiri.

(David Yohanes/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 
 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved