Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Suka Duka Guru di Trenggalek yang Sekolahnya Hanya Dapat 2 Murid Baru

Begini suka dan duka guru di Trenggalek, Jawa Timur, yang di tahun ajaran baru ini hanya mendapatkan 2 murid baru

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Suasana hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2025/2026 kelas 1 SDN 1 Gembleb, Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (14/7/2025). SDN 1 Gembleb hanya mendapatkan 2 murid baru karena sedikitnya potensi lulusan dari Taman Kanak-kanak di desa setempat. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Suasana ceria menghiasi wajah - wajah siswa SDN 1 Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek menyambut Tahun Ajaran Baru 2025/2026, Senin (14/7/2025).

Para siswa senang karena bisa naik ke jenjang kelas berikutnya dan menempati ruang kelas yang baru.

Dari 6 ruang kelas yang ada di SDN 1 Gembleb, suasana paling berbeda terlihat di ruang kelas 3.

Baca juga: Intip Hari Pertama Sekolah di Trenggalek yang Cuma Dapat Dua Murid Baru

Selain suasana kelas yang baru, para siswa kelas 3 juga mendapatkan teman baru, yaitu dua siswa yang duduk di bangku kelas 1.

Kelas 1 sengaja digabungkan dengan kelas 3 agar suasana Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) bisa lebih semarak dan ceria.

"Maklum, tahun ini untuk kelas 1 kita hanya mendapatkan 2 orang murid. Jadi untuk sementara selama MPLS kita gabungkan dengan kelas 3 agar suasananya lebih menyenangkan," kata Kepala SDN 1 Gembleb, Soenari, Senin (14/7/2025).

Ia menuturkan dalam Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) tahun ini, ia hanya mendapatkan 1 murid. Beruntung dari penyisiran lebih lanjut ada 1 murid lagi yang mendaftar di SD tersebut.

Mendidik dua murid, menurut Soenari, 'gampang-gampang susah' dibandingkan harus mendidik siswa dengan jumlah yang lebih banyak.

Jika dilihat dari jumlahnya, tentu akan lebih mudah mengawasi dua murid, selain itu penyampaian materi juga akan lebih gampang dan lebih dalam.

Namun ada hal yang lebih penting yang harus mendapatkan perhatian khusus dari sekolah yaitu menjaga psikis dari dua murid tersebut.

"Ancaman kalau murid banyak adalah bullying (perundungan) sedangkan kalau muridnya cuma 1-2 orang, tantangannya lebih berat yaitu minder. Kalau bullying bisa langsung kita cegah, tapi mencegah minder harus benar-benar serius karena tidak terlihat secara langsung," lanjutnya.

Pada MPLS hari pertama, kedua murid kelas 1 SDN 1 Gembleb yaitu Attaya Abil Rezqiano dan Yumaita Putri Dirma diminta untuk memperkenalkan diri sendiri, baik nama, alamat, dan profil orang tua.

Dengan perkenalan tersebut diharapkan kedua murid bisa lebih berani dan membuka diri kepada lingkungan sekolah.

"Hari kedua besok guru-guru akan masuk semua perkenalan. Keduanya diharapkan bisa mengenali guru-guru, termasuk saya sebagai kepala sekolah," lanjutnya.

Soenari sendiri bersyukur dua siswa baru SDN 1 Gembleb bisa cepat membaur dengan siswa lain termasuk siswa kelas 3.

Menurutnya, mereka yang menjadi teman di sekolah juga menjadi teman sehari - hari saat berada di rumah yang mana rumahnya saling berdekatan dan tidak jauh dari sekolah.

"Hari pertama sekolah tentu diantarkan oleh orang tua, setelah itu ditinggal ya tidak masalah, karena (siswa baru) sudah kenal dengan kakak-kakak kelasnya," lanjutnya.

Soenari sendiri, tidak memberikan tugas yang macam-macam kepada wali kelasnya. Ia hanya meminta kepada wali kelas 1 untuk menjaga mental anak didiknya dengan memberikan pembelajaran yang menyenangkan dan menarik.

"Saya cuma minta murah senyum kepada siswa, bisa merangkap menjadi teman dan merangkul kedua siswa tersebut," tambah Soenari.

Sementara itu, wali kelas 1 SDN 1 Gembleb, Renka Lovita Sari, mengaku kaget sekaligus sedih ketika pertama kali mendengar bahwa ia hanya mendapatkan 2 murid.

Namun di sisi lain ia justru begitu bersemangat untuk mengenal lebih dekat dengan kedua 'anak barunya'.

Ia yakin bisa lebih kenal lebih dekat, dengan kedua siswanya kali ini dibandingkan siswa-siswa di tahun-tahun sebelumnya.

Untuk itu, dalam MPLS yang berlangsung selama tiga hari ini, ia mencoba untuk lebih mengenal karakteristik kedua anaknya tersebut.

"Kalau dua siswa insyaallah bisa lebih fokus," ucap Renka.

Renka tak memungkiri, semakin sedikit jumlah siswa maka penyampaian materi pelajaran bisa lebih kondusif sehingga para siswa bisa lebih cepat paham.

Untuk menjaga kelas kecilnya tetap menyenangkan, Renka juga berniat menyiapkan metode pembelajaran yang menarik untuk siswanya tersebut.

"Saya sudah menyiapkan materi kognitif, non kognitif khusus untuk pengenalan masa MPLS. Sedikit mengulang materi dari TK soal huruf atau angka dengan print warna - warni," lanjutnya.

Renka bertekad untuk berupaya seoptimal mungkin menjadikan dua anaknya tersebut anak yang berprestasi dengan berbagai metode dan teknologi pembelajaran yang ia kuasai.

"Sudah bersedia sekolah di sini, sudah mau jadi anak-anak saya tentu akan kami berikan yang terbaik," pungkasnya.

(Sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved