Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Dampak Cuaca Ekstrem, Harga Ikan Tangkap di Trenggalek Melonjak

Harga ikan tangkap di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, melonjak sebagai imbas cuaca buruk di pesisir selatan yang membuat nelayan enggan melaut. 

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
HARGA IKAN NAIK - Aktivitas Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu (16/4/2023). Harga Ikan di Trenggalek naik imbas cuaca ekstrem yang membuat nelayan tak berani melaut 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Harga ikan tangkap di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, melonjak sebagai imbas cuaca buruk di pesisir selatan yang membuat nelayan enggan melaut. 

Seorang penjual ikan di Kecamatan Suruh, Rajimin menuturkan naiknya harga ikan laut mulai terjadi sejak 3 bulan yang lalu.

"Saat ini ikan harganya sangat tinggi karena cuaca buruk, sering badai sehingga nelayan jarang melaut. Harganya dari nelayan sudah naik dua kali lipat," kata Rajimin, Selasa (8/7/2025).

Baca juga: Perkiraan Cuaca Kabupaten Trenggalek 9 Juli 2025: Waspadai Potensi Hujan di Pagi dan Sore Hari

Ia mencontohkan, harga ikan layang yang biasanya dipatok paling tinggi Rp 12 ribu perkilogram kini melonjak menjadi Rp 20 ribu. Lalu cumi-cumi yang biasanya Rp 20 ribu perkilogram, sekarang Rp 40 ribu perkilogram.

"Saat ini ikan-ikan yang jadi favorit konsumsi masyarakat seperti tongkol sulit sekali didapatkan, kalau yang tetap ada adalah ikan di laut pinggiran seperti teri," lanjutnya.

Adanya fenomena tersebut, Rajimin lebih memprioritaskan untuk belanja dan menjual ikan air tawar yang stok dan harganya lebih stabil.

Baca juga: Ikan Melimpah Tapi Nelayan Trenggalek Tak Bisa Melaut Karena Cuaca Ekstrem

Selain itu, ia juga bisa mengambil untung yang lebih banyak dibandingkan menjual ikan laut yang harganya sudah tinggi.

Di sisi lain, Rajimin juga menyesuaikan minat pasar yang tetap menginginkan harga yang murah untuk lauk pauknya sehari-hari.

"Masyarakat maunya kan harganya tetap murah jadi kita lebih banyak jualan gurami, mujair, bandeng," jelas Rajimin.

Ia memprediksi, paceklik ikan tersebut akan terjadi hingga bulan September 2025.

Sementara itu, nelayan Kecamatan Watulimo, Mamat menuturkan harga ikan dari nelayan memang naik karena banyak nelayan yang tidak melaut karena cuaca ekstrem.

"Ikan tongkol sekarang bisa Rp 25 ribu perkilogram, padahal kalau panen raya cuma Rp 4-6 ribu perkilogram," kata Mamat.

Mamat menuturkan, cuaca ekstrem tersebut mulai terjadi 3 bulan yang lalu dan bertambah ekstrem 2 bulan terakhir, padahal saat ini adalah musim panen ikan.

"Walaupun musim panen ikan kita todak berani melaut karena gelombang di tengah bisa mencapai 4-5 meter," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved