Eksklusif

Mimpi Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi: Kalau Bisa Jangan Sampai Ada Rujukan ke Luar Blitar

Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dr Woro , berharap agar layanan RS semakin memuaskan sehingga pasien tak harus dirujuk keluar Blitar

Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
LAYANAN KESEHATAN - Pemred Tribun Jatim Network, Tri Mulyono (kiri) sedang berbincang dengan Direktur RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, dr Endah Woro Utami, Selasa (4/2/2025). Saat ini, RSUD Ngudi Waluyo sedang mengembangkan pelayanan kesehatan unggulan untuk masyarakat Blitar. 

PONEK tu untuk ibu melahirkan sama bayi baru lahir satu bulan. Nah itu menjadi unggulan karena bayi yang berat badanya 800 gram dengan perawatan terstandar di rumah sakit sekarang anak ini sudah menjadi balita sehat.

Kemudian juga di samping itu, kami punya pelayanan jantung. Pasien jantung di Blitar ini per hari sudah sampai 100 orang. Mungkin warga Blitar karena suka blendrang.

TRIBUNJATIM NETWORK - Pentingnya begini bu, penanganan jantung butuh waktu cepat. Kalau di sini sudah ada (pelayanan jantung), tidak perlu lagi jauh ke Surabaya dan Malang.

dr Woro :  Jadi Blitar itu penyakit terbanyak jantung, stroke, kencing manis, dan tidak kalah ketinggalan kasus kanker. Harapannya dengan pelayanan di RSUD Wlingi ini menjadi unggulan dan masyarakat tahu tidak usah keluar Blitar. Karena biaya terlalu besar untuk transport dan akomodasi makan dan minum.

TRIBUNJATIM NETWORK - Kalau nanti di gedung baru fasilitas layanan kesehatan apa saja bu?

dr Woro : Gedung baru ada delapan lantai, paling atas rooftop. Masyarakat bisa melihat Blitar dari rooftop.

Di lantai satu, begitu masuk ada costumer service, masyarakat ditrima dengan baik berbau roti. Ada yang jual roti, kafe, jadi mereka begitu masuk tidak seperti masuk rumah sakit, tapi menyenangkan.  Ada layanan donor darah juga di bawah.

Setelah itu, menginjak lantai dua. Ada poli eksekutif. Ini sama layanan BPJS, tapi ada plusnya. Di poli eksekutif, pasien bisa memilih jam berobat, bisa pagi, bisa siang, tergantung waktunya. Tapi ada nilai pelayanan plusnya yang harus bayar.

Di lantai tiga kami ada pelayanan kecantikan. Mulai dari kecantikan kulit, bedah plastik, boleh mulai hidung, mamoplasti, pasang gigi, dan terpenting spesial, kami adalah baru pertama ini di Blitar Raya, Kediri Tulungagung adalah fertilitas. Begitu fertilitas jalan kami akan pengembangan sampai ke bayi tabung.

Kami mulai belajar nanti ada kerja samanya. SDM sudah ada. Ada dokter yang mengurus fertilitas cewek dan fertilitas cowok.

Setelah itu lantai empat dan lima itu yang disebut kamar rawat inap standar tadi atau KRIS. KRIS itu nanti boleh dilihat betul-betul seperti yang dilihat di TV oleh Pak Menkes kami wujudkan seperti itu.

Masyarakat miskin gak punya uang atau dibiayai pemerintah BPJS-nya sama kenyamanannya dalam pelayanan tidak ada perbedaan. Tidak ada kelas 1, 2, dan 3.

Kemudian di lantai enam dan tujuh ini ada VVIP dan presiden suit. Presiden suit tentunya ada dapur, meja makan, ruang keluarga. Ada dua kamar presiden suit. Untuk ruang VVIP di dua lantai ada 16 tempat tidur.

TRIBUNJATIM NETWORK - Bagaimana mengelola ini, rumah sakit butuh biaya operasional? Banyak juga pasien BPJS di rumah sakit.

dr Woro : Pasien BPJS kami sekitar 75 persen. Artinya pasien BPJS ini, kalau sekarang orang menyampaikan BPJS betul-betul menekan pembiayaan, tapi bukan berarti kami tidak bisa bergerak, kami adaptasi.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved