Pembunuhan Mahasiswi UTM di Bangkalan

Pimpinan STIT Bangkalan Madura Tak Menyangka Mahasiswanya yang Pendiam Tega Membunuh Mahasiswi UTM

Pihak STIT Bangkalan mengecam mahasiswanya yang membunuh mahasiswi UTM Bangkalan. Juga tak menyangka pelaku begitu kejam

|
Editor: eben haezer
ist
Moh Maulidi Al Izhaq (kiri) mahasiswi STIT Bangkalan yang menjadi pelaku pembunuhan sadis terhadap mahasiswi Universitas Trunojoyo, Madura, di kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan. Foto kanan: Jenazah korban sebelum dipindahkan dari TKP 

TRIBUNMATARAMAN.COM | BANGKALAN – Tragedi pembunuhan mahasiswi Universitas Trunojoyo Madura (UTM) memberikan tamparan keras bagi pihak kampus STIT Al Ibrohimy di Bangkalan Madura

Pasalnya, Moh Maulidi Al Izhaq atau MMA, tersangka pembunuhan tersebut, tercatat sebagai mahasiswa di lembaga tersebut. 

“Ini kejadian di luar nalar kami, kejadian di luar kampus, di luar kegiatan akademik kampus, dan ini murni individu. Namun karena korban dan pelakunya adalah sama-sama mahasiswa sehingga nama lembaga terseret,” ungkap Wakil Ketua II STIT Al Ibrohimy, Jamaluddin ketika dihubungi, Senin (2/12/2024) malam.

Baca juga: Dengan Suara Bergetar, Rektor Minta Pembunuh Mahasiswi UTM Dikenai Pasal Pembunuhan Berencana

Pihak Kampus STIT Al Ibrohimy kemudian menerbitkan pernyataan sikap sebagai respon atas tragedi tersebut. 

Dalam Surat Pernyataan tertanggal 1 Desember 2024 yang ditandatangani Ketua STIT Al Ibrohimy, Muksin menyatakan turut berbelasungkawa dan keprihatinan yang mendalam terhadap korban dan pihak keluarga atas peristiwa pembunuhan tersebut.

Pada poin kedua, dengan tegas STIT Al Ibrohimy mengutuk keras segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh oknum tersebut karena tidak sesuai dengan norma dan agama.

Sikap tegas juga ditempuh pihak kampus dengan memberhentikan MMA dengan tidak hormat sebagai mahasiswa STIT Al Ibrohimy. Karena meski tindakan tersebut terjadi di luar kegiatan kampus, namun pemberhentian tidak dengan hormat terhadap MMA  sudah sesuai dengan aturan dan pedoman akademik yang berlaku.

Jamaluddin menjelaskan, pihaknya mengapresiasi pihak kepolisian dalam mengungkap perkara tersebut sekaligus  mendukung langkah-langkah maupun proses yang berlaku sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

“Untuk ceritanya seperti apa di balik perkara itu, kami tidak paham, kami sebagai kampus kecil mengecam tindakan kejahatan tersebut. Sungguh kejadian itu di luar kemampuan dan kehendak kami,” jelas Jamaluddin.

Hanya saja, Jamaluddin juga tak habis pikir dengan perilaku MMA. Sebab sepengenalannya selama di kampus, MMA adalah pribadi yang cenderung pendiam bahkan tergolong mahasiswa yang patuh karena tidak pernah menolak atau melewatkan semua yang diperintahkan kampus.

“Kalau bertemu saya, bersikap layaknya seorang santri, artinya bukan kehidupan di kampus. Ia sangat menaruh hormat, tidak banyak bicara bahkan bahkan hampir segala tidak pernah ia tolak,” tuturnya.

Karena itu, lanjut Jamaluddin, pihak kampus maupun dirinya secara pribadi mengaku sangat terkejut atas peristiwa yang menimpa MMA. Pasalnya, MMA selama di kampus dikenal dengan Jamaluddin.   

“Karena dia sering curhat kepada saya sehubungan keluarga, bukan perkara tersebut. Karena dia berasal dari keluarga yang tidak mampu,” pungkasnya.

(ahmad faisol/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved