Anak Pejabat Kemenkeu Aniaya Pelajar

Ketua GP Ansor Trenggalek Ngeri Melihat Video Penganiayaan yang Dilakukan Dandy ke David

Ketua GP Ansor Trenggalek, Muhammad Izuddin Zakki atau Gus Zaki merasa ngeri saat melihat video penganiayaan David Latuhamina

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
st
Mario Dandy Satrio (kiri) dan tangkap layar video detik-detik dia menganiaya David Latuhamina, anak pengurus pusat GP Ansor. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Ketua GP Ansor Trenggalek, Muhammad Izuddin Zakki atau Gus Zaki merasa ngeri saat melihat video penganiayaan David Latuhamina, anak pengurus pusat GP Ansor, oleh Mario Dandy, anak pejabat DJP Kemenkeu, Rafael Alun Trisambodo. 

Berdasarkan video itu, Gus Zaki menilai aksi tersebut lebih cenderung ke percobaan pembunuhan daripada penganiayaan.

"Walaupun itu bukan anak pengurus Ansor sekalipun kita sebagai sesama umat manusia mengecam keras, karena (aksi tersebut) sangat di luar kemanusiaan," kata Gus Zaki, Jumat (24/2/2023).

Baca juga: Statement Keras Ketua GP Ansor Trenggalek Terhadap Aksi Pamer Kekayaan Anak Pejabat Kemenkeu

"Kalau kita lihat videonya sangat mengerikan orang sudah tak berdaya ditendang di Daerah yang vital itu keji," lanjutnya.

Gus Zaki juga mendorong pihak kepolisian lebih sigap untuk menangani kasus penganiayaan, premanisme di kalangan pemuda yang masih mempunyai masa depan panjang.

"Yang harus jadi perhatian kita, sepertinya pihak kepolisian menangani sesuatu melihat kasus ini viral atau tidak, lalu menyangkut siapa dan siapa," terang Gus Zaki.

"Harusnya siapapun yang berperkara tidaklah polisi menunggu viral atau siapa-siapa yang terlibat," tambahnya.

Gus Zaki juga mendorong pihak kepolisian untuk mengusut motivasi perekam video penganiayaan tersebut dan kebenaran plat nomor kendaraan bermotor palsu Mobil Rubicon yang dikendarai Mario.

"Untuk efek jera memang harus diusut satu persatu sebagai wujud keadilan," lanjut pengasuh Ponpes Al-Falah Kedunglurah Kecamatan Pogalan ini.

Menurut Gus Zaki, pemakaian plat nomor kendaraan bermotor palsu bukanlah kasus yang sepele.

Hal tersebut memperlihatkan arogansi dari Mario yang merasa sebagai anak orang yang berada.

"Khawatirnya ada anggapan kalau orang sudah punya fasilitas lebih itu kan cenderung menganggap semua bisa 'diselesaikan'," pungkas Gus Zaki.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved