Ledakan di Ponggok Blitar

Ledakan Hebat di Ponggok Blitar Diduga Akibat Kesalahan Saat Peracikan Bubuk Mesiu Petasan

Polisi menduga ada aktivitas peracikan bubuk mesiu petasan sebelum terjadi ledakan hebat di desa Karangbendo, kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar

|
Penulis: Samsul Hadi | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Kondisi satu rumah warga Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, yang diduga menjadi sumber ledakan rata dengan tanah, Minggu (19/2/2023). 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Polisi menduga ada aktivitas peracikan bubuk mesiu petasan sebelum terjadi ledakan hebat di desa Karangbendo, kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar

Peracikan bahan baku petasan diduga dilakukan oleh dua korban, Arifin dan Deni Widodo.

Arifin dan Widodo merupakan anak Darman. 

Baca juga: Update Data Korban Ledakan di Ponggok Blitar: 23 Orang Luka-luka

Dalam peristiwa itu, Darman bersama kedua anaknya Arifin dan Widodo serta satu kerabatnya, Betrisa Neswa Roszi (17) meninggal dunia akibat ledakan dari bahan petasan. 

Hal itu disampaikan Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Selasa (21/2/2023). Argo mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara terjadi malprosedur pada saat peracikan bahan petasan oleh Arifin dan Widodo. 

"Dari penyelidikan sementara, kejadian itu terjadi karena adanya mal prosedur pada saat dilakukan peracikan (bahan petasan) oleh Arifin dan Widodo. Ada tiga orang di belakang rumah. Sedang Darman perkiraan di depan rumah," kata Argo. 

Menurut Argo, Darman memang pemilik rumah, tapi perannya tidak signifikan dalam peristiwa itu. Ia menduga, Darman hanya mengetahui, tapi tidak terlibat langsung dalam proses peracikan bahan petasan. 

Baca juga: Kondisi Jenazah Korban Ledakan di Blitar, Hanya 1 yang Masih Bisa Dikenali

"Jadi yang tersisa hanya residu atau sisa-sisanya saja. Semua sudah diambil sampel oleh Labfor dan positif. Ada sisa belerang atau sulfur, sisa potasium, dan arang. Jadi diyakini bahwa di situ adalah tempat peracikan bahan petasan," kata Argo.

Dikatakannya, bahan-bahan itu yang diduga diolah oleh korban untuk menjadi black powder atau bubuk bahan petasan.

"Mungkin saat peracikan ada yang bermasalah atau ada yang menimbulkan efek, sehingga menimbulkan suatu reaksi kimia hingga meledak," ujarnya.

Menurutnya, berdasarkan pengalaman tim yang sudah beberapa kali melakukan identifikasi dan dengan melihat efek ledakan dan efek terjadinya kerusakan yang begitu dahsyat di lokasi diperkirakan bahan baku petasan yang diracik diperkirakan lebih 20 kilogram.

"Tetapi, kami untuk memastikan tidak bisa, karena tidak tersisa lagi. Jadi yang tersisa hanya residu atau sisa-sisanya saja," katanya.

Dikatakannya, polisi akan mengejar dari mana asal bahan baku petasan yang didapat korban. 

"Ini menjadi tugas kami, sehingga proses ini masih penyelidikan. Penetapan tersangka akan melalui mekanisme gelar," ujarnya.

(samsul hadi/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved