Ledakan di Ponggok Blitar

Kapolda Jatim dan Gubernur Jatim Akan Kunjungi Lokasi Ledakan di Ponggok Blitar dan Salurkan Bantuan

Gubernur dan Kapolda Jatim akan mendatangi lokasi ledakan hebat di Ponggok Blitar, serta memberikan bantuan kepada korban terdampak

Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/samsul hadi
Kondisi bangunan rumah warga yang rusak dampak ledakan diduga dari bahan petasan di Desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar.    

TRIBUNMATARAMAN.COM - Kapolda Jatim dan Gubernur Jatim akan datang ke lokasi ledakan di desa Karangbendo, Kecamatan Ponggok, kabupaten Blitar, Selasa (21/2/2023).

Rencana itu dibenarkan oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Toni Harmanto. 

Kata dia, dirinya akan hadir bersama jajaran Forkopimda Jatim lainnya untuk melihat sendiri situasi di lokasi kejadian. 

Baca juga: Ledakan Hebat di Ponggok Blitar Diduga Akibat Kesalahan Saat Peracikan Bubuk Mesiu Petasan

Selain itu, Forkopimda Jatim juga akan menjenguk warga yang menjadi korban insiden ledakan tersebut, dan memberi bantuan. 

"Siang ini saya dan Forkopimda juga akan ke sana untuk melihat lokasi dan melihat dampak yang ditimbulkan dan bersimpati para korban yang ada di sekitar sumber ledakan," ujarnya saat ditemui awak media di Gedung Bulu Tangkis, Mapolda Jatim, Selasa (21/2/2023). 

Terkait perkembangan penyelidikan atas peristiwa tersebut, sebelumnya diberitakan bahwa olisi menduga ada aktivitas peracikan bubuk mesiu petasan sebelum terjadi ledakan hebat yang membuat puluhan rumah rusak tersebut. 

Peracikan bahan baku petasan diduga dilakukan oleh dua korban, Arifin dan Deni Widodo. Keduanya anak Darman. 

Dalam peristiwa itu, Darman bersama kedua anaknya Arifin dan Widodo serta satu kerabatnya, Betrisa Neswa Roszi (17) meninggal dunia akibat ledakan dari bahan petasan. 

Hal itu disampaikan Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono, Selasa (21/2/2023).

Argo mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara, diduga terjadi malprosedur pada saat peracikan bahan petasan oleh Arifin dan Widodo. 

"Dari penyelidikan sementara, kejadian itu terjadi karena adanya mal prosedur pada saat dilakukan peracikan (bahan petasan) oleh Arifin dan Widodo. Ada tiga orang di belakang rumah. Sedang Darman perkiraan di depan rumah," kata Argo. 

Menurut Argo, Darman memang pemilik rumah, tapi perannya tidak signifikan dalam peristiwa itu. Ia menduga, Darman hanya mengetahui, tapi tidak terlibat langsung dalam proses peracikan bahan petasan. 

Baca juga: Kondisi Jenazah Korban Ledakan di Blitar, Hanya 1 yang Masih Bisa Dikenali

"Jadi yang tersisa hanya residu atau sisa-sisanya saja. Semua sudah diambil sampel oleh Labfor dan positif. Ada sisa belerang atau sulfur, sisa potasium, dan arang. Jadi diyakini bahwa di situ adalah tempat peracikan bahan petasan," kata Argo.

Dikatakannya, bahan-bahan itu yang diduga diolah oleh korban untuk menjadi black powder atau bubuk bahan petasan.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved