Mahasiswa Politeknik Dianiaya Senior

Setelah Taruna Meninggal Dianiaya Senior, Poltekpel Surabaya Kampanyekan Stop Kekerasan

Setelah seorang taruna meninggal diduga karena dianiaya seniornya, Politeknik Pelayaran Surabaya atau Poltekpel Surabaya kampanyekan stop kekerasan

Editor: eben haezer
ist
Spanduk besar berisi kampanye tolak kekerasan yang dipasang di Kampus Politeknik Pelayaran Surabaya 

Selain perut, sebelum korban tewas disinyalir juga menerima pukulan di bagian tubuh lain. Sebab, dari hasil visum, bibir korban sobek. Kemudian, ada gigi korban yang hampir lepas. 

Pipi kanan dan hidung korban pun juga terdapat luka lebam. Lalu, dada dan leher korban juga mengalami luka memar. Hanya saja, korban saat itu malah diisukan tewas karena terpleset dari dalam kamar mandi.

Orang tua korban melihat adanya kejanggalan tersebut akhirnya membuat laporan ke polisi.

Dari hasil penulusuran, ada bukti rekaman CCTV sebelum korban tewas masuk ke toilet kampus dengan dibarengi oleh 4 orang.

Kronologi Kematian Korban

Rekaman CCTV itu memperlihatkan semula korban berjalan pelan sendirian dengan mengenakan seragam warna loreng biru masuk ke dalam kamar mandi.

Kemudian, salah seorang mahasiswa terlihat lari keluar kamar mandi. Selanjutnya, ada tiga orang bercakap-cakap dengan posisi tubuh saling bertatapan, seperti sedang mendiskusikan suatu hal.

Tak lama setelah itu, ada seorang mahasiswa lari masuk kamar mandi dengan menenteng seragam warna hitam.

Indikasi korban mengalami kekerasan di dalam kamar makin kentara. Sebab, selang beberapa menit, dia dari kamar mandi dengan kondisi dibopong 4 orang. Seragam yang dikenakan Roni semula warna loreng biru berubah menjadi warna hitam.

AKBP Mirzal Maulana menceritakan, sebelum dihabisi di kamar mandi, korban sedang berada di ruang makan. 

Lalu beberapa seniornya memerintahkan ia masuk ke dalam toilet.

Nah, di dalam toilet itulah tersangka melayangkan 2 kali pukulan ke perut korban.

"Hal itu yang mengakibatkan korban terjatuh dan meninggal dunia," ujar Mirzal.

Akan tetapi, belum terungkap siapa yang membuat wajah dan dada Roni lebam, membuat giginya tanggal, serta mengganti baju seragamnya.

Mohammad Yani, ayah almarhum Roni mengatakan sempat bertemu tersangka di Polrestabes Surabaya.

Pemuda itu merengek meminta maaf kepada Yani dan mengaku menganiaya korban atas perintah seorang mahasiswa berinisial G. 

"Saya dapat info kalau penyidik akan segera melakukan gelar perkara. Dari situ, Insya Allah tersangka bisa bertambah," pungkasnya.

(tribunmataraman.com)

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved