Keracunan MBG Tulungagung

Kapok Keracunan, Orang Tua Siswa SMPN 1 Boyolangu Tulungagung Minta MBG Dihentikan

Siswa SMPN 1 Boyolangu Tulungagung yang menjadi korban keracunan usai Santap menu MBG menjadi 61 orang hingga Senin sore

Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
RUANG PERTEMUAN - Sejumlah siswa SMPN 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur yang mengalami gejala keracunan dirawat di ruang pertemuan Puskesmas Boyolangu karena banyaknya pasien, sementara ruang perawatan tidak mencukupi, Senin (13/10/2025). Data sampai pukul 14.00 WIB ada 61 siswa yang keracunan karena menyantap menu Makan Bergizi Gratis 

TRIBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG - Korban keracunan Makan Bergizi Gratis  (MBG) di SMPN 1 Boyolangu Kabupaten Tulungagung mencapai 61 siswa, hingga Pukul 14.00 WIB, Senin (13/10/2025).

Empat di antaranya dirujuk ke RSUD Campurdarat dr Karneni karena kondisinya cukup parah.

Para siswa mengalami gejala mual, muntah dan pusing.

Bambang Nur Suwito, salah satu orang tua siswa, mengaku tidak ada pemberitahuan dari pihak sekolah terkait kejadian keracunan massal ini.

Nur mengaku tahu kejadian ini dari sesama orang tua siswa.

"Saya hanya diminta datang ke Puskesmas Boyolangu, bayangan saya macam-macam. Sampai sini (Puskesmas) ternyata keracunan," ucapnya ayah dari  Bagus Ramadan (14) siswa kelas VIII ini.

Sebelumnya Bagus sempat mendapat perawatan, namun kondisi cepat membaik.

Nur mengaku sebenarnya sudah melarang anaknya makan menu MBG.

Ia khawatir kasus keracunan yang sudah banyak terjadi di berbagai daerah akan terjadi di sekolah anaknya.

“Saya sudah larang, tidak usah dimakan. Tapi namanya anak-anak kan sulit,” ujarnya.

Baca juga: Antisipasi Keracunan, Guru di Trenggalek Cicipi Menu MBG Sebelum Diberikan ke Siswa

Belajar kejadian ini, Nur berharap MBG dihentikan saja karena faktor keamanan.

Ia yakin, orang tua lainnya juga masih khawatir kasus keracunan akan menimpa anak-anak mereka.

Orang tua lainnya, Asmiati mengaku merasa sedih saat tahu anaknya, Afandi menjadi salah satu siswa yang mengalami keracunan.

“Susah jadinya. Mending tidak usah dimakan jika tahu seperti ini,” ucapnya dengan nada sedih, saat menunggui anaknya.

Sama seperti Nur, Asmiati usul agar program MBG ini dibatalkan  saja.

Menurutnya, dengan kejadian ini semua orang tua pasti merasa takut.

Sama seperti dirinya, orang tua pasti menyarankan agar menu MBG tidak usah dimakan saja.

“Lebih baik tidak usah dikirim saja. Daripada mubazir, dikirim juga tidak akan dimakan,” tegasnya.

MBG di SMPN 1 Boyolangu dimulai di Bulan Mei 2025 selama 5 hari, kemudian diperluas menjadi 6 hari pada Oktober 2025.

Selama ini SMP ini dilayani Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dari Desa Pojok, Kecamatan Campurdarat.

Pada Senin (13/10/2025) layanan MBG ini  pindah ke SPPG di Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

Namun di hari pertama pindah SPPG ini justru terjadi keracunan massal.

Sebelumnya ada 1.118 siswa yang menerima MBG dan mulai dimakan sekitar pukul 07.30 WIB.

Gejala keracunan mulai muncul pukul 10.00 WIB, hingga Senin sore jumlahnya terus bertambah.

 

(David Yohanes/TribunMataraman.com)

Editor : Sri Wahyunik

 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved