Keracunan MBG Tulungagung

Buntut Keracunan MBG di SMPN 1 Boyolangu Tulungagung, Petugas Ambil Sampel Makanan di SPPG

Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung bersama Dinkes Tulungagung mengambil sampel keracunan para siswa SMPN 1 Boyolangu

Penulis: David Yohanes | Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/David Yohanes
SAMPEL MAKANAN -Personel Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung membawa kotak berisi sampel makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur pada Senin (13/10/2025). Sebelumnya siswa SMPN 1 Boyolangu, Kabupaten Tulungagung mengalami keracunan massal usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) dari SPPG ini 

TRBUNMATARAMAN.COM I TULUNGAGUNG - Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung bersama Dinas Kesehatan mengambil sampel keracunan para siswa SMPN 1 Boyolangu, Senin (13/10/2025).

Sebanyak 62 siswa mengalami gejala keracunan setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG), 4 di antaranya dirujuk ke rumah sakit.

Sampel pertama yang diambil adalah bekas muntahan para siswa yang dirawat di Puskesmas Boyolangu.

Tim gabungan ini kemudian bergerak ke Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Dusun Kendit, Desa Tanggung, Kecamatan Campurdarat.

Di lokasi ini tim gabungan sempat berbicara dengan manajemen SPPG terkait menu yang disajikan hari ini.

Pihak SPPG menunjukkan ayam kecap, nasi kuning dan timun yang disajikan dalam MBG.

Tim juga sempat memeriksa stok buah salak yang juga dijadikan menu dalam MBG.

Sampel pun diambil, mulai dari nasi kuning, ayam bumbu kecap, potongan timun, potongan tomat, buah salak dan susu.

Baca juga: 62 Orang Ambruk Saat Upacara Hari Jadi ke-80 Provinsi Jatim di Tulungagung, Bupati Kram Kaki

Sampel-sampel ini dimasukkan dalam kemasan terpisah, lalu dimasukkan dalam kotak styrofoam ukuran besar.

Sampel ini dibagi 2,ada yang dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi RSUD dr Iskak, ada pula yang dikirim ke  laboratorium di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Masyarakat Surabaya.

“Kami berupaya mengumpulkan data yang lebih lengkap untuk mendukung penyelidikan epidemiologi,” jelas Anna.

Dengan uji sampel ini nantinya akan diketahui apa yang menyebabkan keracunan massal ini.

Termasuk sampel mana yang dimungkinkan terpapar kuman yang memicu keracunan.

Selain itu dilakukan swab rectal untuk mengambil sampel usap dari rektum para penjamah makanan (food handling).

“Para penjamah makanan juga di-swab, untuk memastikan, mungkin kumannya itu berasal dari mereka,” pungkas  Anna.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved