Citizen Journalism

Mahasiswa KKN UPN Veteran Jatim Turun ke Mulyorejo, Dukung Program Satgas Kampung Pancasila

Kolaborasi Awal: Tim KKN UPNVJT Hadiri Sosialisasi Satgas Kampung Pancasila di Kelurahan Mulyorejo

Editor: faridmukarrom
KKN UPN Kelompok 46
Mahasiswa KKN UPN Kelompok 46 mengawali kegiatan dengan mengikuti sosialisasi satgas kampung pancasila di kelurahan Mulyorejo. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | SURABAYA - Semangat pengabdian kembali menyala di awal Juli 2025. Kelompok 46 KKN Tematik Bela Negara SDGs 2025 dari Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Jawa Timur resmi memulai pengabdiannya di Kelurahan Mulyorejo, Surabaya.

Kedatangan mereka disambut hangat oleh perangkat kelurahan dan warga setempat.

Diawali dengan perkenalan anggota kepada masyarakat, langkah ini menjadi jembatan awal untuk membangun komunikasi yang terbuka dan kolaboratif selama masa pengabdian berlangsung.

Sebagai bentuk keterlibatan awal, Kelompok 46 turut menghadiri kegiatan sosialisasi pembentukan Satgas Kampung Pancasila yang digelar oleh Kelurahan Mulyorejo bersama tokoh masyarakat dan aparat terkait.

Sosialisasi ini menjadi momen penting untuk memperkenalkan berbagai kebijakan kelurahan serta isu-isu yang tengah dihadapi warga.

Mahasiswa KKN UPN Kelompok 46 mengawali kegiatan dengan mengikuti sosialisasi
satgas kampung pancasila di kelurahan Mulyorejo.
Mahasiswa KKN UPN Kelompok 46 mengawali kegiatan dengan mengikuti sosialisasi satgas kampung pancasila di kelurahan Mulyorejo. (KKN UPN Kelompok 46)

Lurah Mulyorejo, Eny Nurotul Khotimah, ST, dalam pemaparannya menjelaskan sejumlah langkah konkret yang akan dilakukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan wilayah.

Salah satunya adalah kebijakan sweeping malam bagi anak-anak di bawah usia 18 tahun yang masih berada di luar rumah setelah pukul 22.00 WIB.

“Sweeping akan dilakukan oleh tim gabungan dari Satpol PP, Babinsa, Bhabinkamtibmas, serta perwakilan kelurahan."

"Mereka akan patroli ke titik-titik seperti taman, warnet, dan jalan utama."

"Anak-anak yang kedapatan masih di luar rumah akan ditegur dan diarahkan untuk pulang,” ujar Bu Eny.

Kebijakan ini mulai diberlakukan Kamis, 3 Juli 2025.

Para ketua RW dan RT diminta untuk menyosialisasikan aturan tersebut kepada seluruh warga.

Selain itu, sosialisasi juga membahas pembentukan Satgas Kampung Pancasila sebagai respons atas maraknya kasus pencurian sepeda motor di wilayah tersebut.

Satgas ini akan melibatkan kolaborasi antara warga, aparat, dan pemerintah kelurahan melalui sistem ronda malam atau siskamling.

Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mengurangi angka kriminalitas di Surabaya, khususnya Mulyorejo.

Bu Eny juga menekankan pentingnya penguatan empat pilar pembangunan, yakni lingkungan, kemasyarakatan, ekonomi, dan sosial budaya. Warga diminta aktif dalam kerja bakti, memilah sampah, menjaga kebersihan, serta menjauhi praktik buang air besar sembarangan (BABS).

Dari aspek sosial, perhatian diarahkan pada penanganan anak putus sekolah, TBC, ibu hamil berisiko, penyandang disabilitas, lansia terlantar, hingga korban kekerasan dalam rumah tangga.

Ketua Kelompok 46, Mohammad Fajar Saputra, menyatakan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi langkah awal yang strategis.

"Kami berharap kolaborasi ini terus berlanjut lewat program-program lain yang bisa memberikan dampak langsung bagi masyarakat Mulyorejo," ujar Fajar.

Kehadiran mahasiswa KKN juga menjadi bukti nyata bahwa dunia akademik bisa bersinergi dengan pemerintahan lokal.

Tak hanya hadir untuk belajar, mereka juga turut aktif mengabdi, menjadi agen perubahan yang ikut merespons persoalan-persoalan masyarakat secara langsung.

Melalui program KKN yang mengusung semangat Bela Negara dan berlandaskan Sustainable Development Goals (SDGs) 2025, Tim Kelompok 46 UPN Veteran Jatim siap memperkuat kontribusinya di Kelurahan Mulyorejo.

Diharapkan, pengabdian yang dilakukan bisa membuahkan hasil nyata, memperkuat karakter masyarakat yang mandiri, tangguh, dan berjiwa Pancasila.

(Penulis: Firdya Fahmiatul Auliyah, Kemal Reza Pahlevi, Putri Imalya Azzahra Maskhulin)

Pemkot Surabaya Getol Lakukan Operasi Jam Malam untuk Anak

Sebagai tambahan informasi Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin jalannya apel operasi jam malam di Kota Surabaya, Kamis (3/7/2025).

Apel ini menandai dimulainya program jam malam bagi anak muda (18 tahun ke bawah) di Surabaya.

Pada arahannya, Wali Kota Eri menegaskan bahwa operasi jam malam bukan bertujuan untuk menghukum atau melakukan pengekangan kepada anak muda.

Sebaliknya, hal ini menjadi bentuk komitmen pemerintah melindungi anak muda.

"Kita hari ini datang, berkeliling, bukan untuk mengekang anak muda, namun kita turun untuk memberikan perlindungan kepada anak-anak kita. Jangan sampai, ada anak-anak yang pacaran, minum-minuman keras, atau sampai boncengan 3, apalagi sampai lewat jam 10 malam," kata Cak Eri pada apel tersebut.

BERI NASIHAT - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin langsung jalannya operasi jam malam pada Kamis malam (3/7/2025). Untuk memastikan kebenaran penjelasan anak-anak tersebut, Wali Kota meminta masing-masing anak menelepon orang tua mereka. Melalui sambungan video call (VC), orang tua mereka ngobrol langsung dengan Wali Kota secara bergantian.
BERI NASIHAT - Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memimpin langsung jalannya operasi jam malam pada Kamis malam (3/7/2025). Untuk memastikan kebenaran penjelasan anak-anak tersebut, Wali Kota meminta masing-masing anak menelepon orang tua mereka. Melalui sambungan video call (VC), orang tua mereka ngobrol langsung dengan Wali Kota secara bergantian. (SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway)

Apel yang diikuti jajaran kepolisian, TNI, hingga aparat di lingkungan Pemkot Surabaya tersebut dilakukan menjelang operasi jam malam. Selanjutnya, petugas gabungan akan berkeliling ke sejumlah spot yang biasa menjadi lokasi anak-anak muda berkumpul.

"Kita akan datang untuk memastikan anak-anak itu akan pulang sebelum jam 10 malam. Kalau pun ada yang masih berada di jalan, kita antarkan anak-anak ini pulang kepada orang tuannya," kata Cak Eri yang juga bapak dua anak ini.

"Tolong kita keliling ke taman-taman. Jangan sampai ada anak muda yang berdua-duaan di taman. Ini berbahaya untuk mereka dan sangat bertentangan dengan agama," katanya.

Menurutnya, pendidikan anak tak cukup hanya mengandalkan Pemerintah. Namun, Cak Eri mengajak peran orang tua untuk memberikan perhatian kepada anak-anak di Surabaya.

"99 persen anak yang pernah terjaring oleh Satpol PP, teman-teman kepolisan, atau teman-teman TNI merupakan anak yang kurang mendapatkan perhatian di keluarganya. Karenanya, kalau sampai ada anak-anak yang belum pulang pada waktunya, saatnya kita intropeksi," tandasnya.

Rencananya, operasi ini akan digelar serentak bersama jajaran 3 pilar. "Insya Allah, ini akan memberikan dampak yang baik kepada masa depan Kota Surabaya," kata Cak Eri yang juga politisi PDI P ini. 

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved