Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk

Lewat TMMD, TNI Bangun Jalan Impian Siswa dan Warga di Pelosok Desa di Nganjuk

Inilah cerita dari pelaksanaan TNI Manunggal Masuk Desa di Desa Lengkong Lor, kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk.

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eben haezer
ist
TINJAU LOKASI : Dandim 0810/Nganjuk, Letkol Inf Andi Sasmito (dua dari kanan) saat meninjau pembangunan jalan penghubung Dusun Suru, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu dengan Dusun Sumbermiri, Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Sabtu (31/5/2025). Saat ini pengerjaan pengecoran jalan sudah mencapai 976 meter. 

Serupa dengan Beta, Kharisma berpakaian kaus oblong dipadu celana training. Seragam sekolah dan sepatu masuk tas ransel. Keduanya sarat pengalaman sehingga masing-masing tahu apa yang harus dilakukan saat melintasi jalan rusak selepas hujan. 

Mereka pun berjalan bersama. Beberapa meter meninggalkan rumah, Beta dan Kharisma akhirnya berhadapan dengan jalan rusak yang selalu jadi aral dalam mencari ilmu. Jalan tersebut harus mereka lalui. Karena itu satu-satunya akses jalan menuju ke sekolah. 

"Lagi-lagi kita harus melewati jalan ini, ya. Saat kering saja sudah susah dilintasi. Karena dari awal jalannya memang rusak, masih tanah, berbatu, dan banyak lubang. Apalagi kalau sudah berubah berlumpur kayak gini. Makin menguras tenaga," kata Beta kepada Kharisma. 

"Iya, Bet. Semoga jalan ini jadi perhatian pemerintah untuk diperbaiki, ya," timpal Kharisma. 

"Sudah, sudah. kita tidak bisa lama-lama mengobrol. Ayo jalan agar tidak terlambat. Lagian kita juga sudah terbiasa melewati jalan rusak ini. Tidak usah khawatir berlebihan," seloroh Kharisma lagi menutup perbincangan. 

Beta dan Kharisma tanpa ragu melanjutkan langkahnya. Selain medan yang menantang, jarak rumah mereka dengan sekolah terbilang cukup jauh. Jarak tempuhnya sekitar 2 kilometer atau memakan waktu satu jam. 

Beta dan Kharisma berjalan dengan ekstra hati-hati lantaran jalan begitu licin akibat berlumpur. Sekali salah langkah saja, keduanya bakal terjungkal.

Di sepanjang perjalanan Beta dan Kharisma bergandengan tangan. Ini cara mereka untuk saling menopang. Jika salah satu tubuh mereka gontai dapat langsung diseimbangkan. Bahkan, mereka juga terkadang menanggalkan sandal jepitnya guna meningkatkan daya cengkram kaki pada permukaan tanah berlumpur. 

"Sebentar lagi kita sampai sekolah," celetuk Kharisma dengan napas terengah. 

Pukul 06.30 WIB, Beta dan Kharisma tiba di sekolah. Mereka lalu duduk di pembatas lapangan voli untuk beristirahat, menyelonjorkan kaki. 

Tak lama, mereka melaju ke kamar mandi. Di situ, Beta dan Kharisma membasuh kakinya yang penuh lumpur serta beralih memakai seragam sekolah dan sepatu. Sesudah itu, keduanya masuk kelas masing-masing. 

Jalan terjal yang merintangi nyatanya membentuk mereka bermental baja. Beta dan Kharisma bukan bocah cengeng, yang selalu merengek minta diantar pulang-pergi ke sekolah naik motor pada orang tua. Kemauan belajar mereka juga tinggi demi menggapai cita-cita.

Guru SDN 1 Ngepung, Minto Nugroho membenarkan hal itu. Semangat bersekolah anak didiknya tak pernah surut meski tiap hari meniti jalan berliku.

Berdasar data, siswa SDN 1 Ngepung berjumlah 54 orang. Sekitar 30 siswa di antaranya merupakan warga Dusun Suru, Dusun Bendorayot, dan Dusun Kalimati, Desa Lengkong Lor, Kecamatan Ngluyu, Kabupaten Nganjuk. 

Siswa dari 3 dusun itulah yang merasakan asam garam mengarungi jalur menantang ke sekolah. Termasuk Beta dan Kharisma. 

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved