Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Skrining Aktif Digencarkan, Temuan Kasus TBC di Trenggalek Meningkat 

Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan signifikan pada awal semester pertama tahun 2025. 

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
ilustrsi - Ruang pengambilan sampel dahak, salah satu fasilitas untuk menjaring suspect TBC. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Kasus Tuberkulosis (TBC) di Kabupaten Trenggalek menunjukkan peningkatan signifikan pada awal semester pertama tahun 2025. 

Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Trenggalek mencatat, sejak Januari hingga Mei 2025 terdapat 325 kasus TBC

Jumlah tersebut meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yakni sebanyak 278 kasus.

Kepala Dinkes P2KB Trenggalek, Sunarto, mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2024, total kasus TBC tercatat sebanyak 709 kasus. 

Dengan kata lain, kasus TBC jelang berakhirnya semester pertama 2025 ini mendekati separuh dari total kasus tahun sebelumnya.

Seluruh data tersebut, lanjut Sunarto, telah dicatat secara resmi dalam Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) milik Kementerian Kesehatan.

"Peningkatan ini bukan sepenuhnya kabar buruk. Ini juga menunjukkan bahwa upaya skrining dini yang kami lakukan mulai menunjukkan hasil," kata Sunarto, Sabtu (7/6/2025).

Menurut Sunarto, semakin cepat kasus ditemukan maka peluang untuk sembuh dan peluang mencegah penularan semakin tinggi.

Untuk itu, Dinkes Trenggalek menggencarkan skrining aktif melalui puskesmas dan kegiatan berbasis komunitas untuk memperluas jangkauan deteksi dini. 

"Pasien TBC wajib menjalani pengobatan secara tuntas di fasilitas kesehatan terdekat. Ini penting untuk mencegah resistensi obat dan penyebaran lebih lanjut," lanjutnya.

Dari itu semua, Sunarto mengakui masih ada tantangan besar yang masih dihadapi adalah rendahnya kesadaran masyarakat terhadap gejala TBC.

Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika mengalami gejala seperti batuk lebih dari dua minggu, demam tanpa sebab yang jelas, kelelahan berkepanjangan, atau penurunan berat badan.

"Semakin cepat diketahui, semakin besar peluang untuk sembuh total. Jangan tunggu gejala semakin parah, karena peluang sembuhnya semakin mengecil," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved