Berita Viral

Viral Booking Lahan Camp Hingga Usir Pendaki di Sindoro, Warganet Rujak Sosmed Tiga Dewa Open Trip

Viral aksi usir pendaki di area camp diduga dilakukan oleh Tiga Dewa Open Trip di Gunung Sindoro, warganet ngamuk.

|
Editor: faridmukarrom
Tribun Travel
GUNUNG MERBABU - Sejumlah tenda para pendaki terlihat di Pos 3 Dampo Awang jalur pendakian Gunung Merbabu via Suwanting, beberapa waktu yang lalu. Jalur Suwanting sudah ada sekira tahun 1990-an yang kemudian ditutup dan baru dibuka kembali pada tahun 2015 lalu. Foto ini digunakan untuk artikel Viral aksi usir pendaki di area camp diduga dilakukan oleh Tiga Dewa Open Trip di Gunung Sindoro, warganet ngamuk. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Viral di sosmed keresahan soal booking area camp di gunung yang dilakukan sebuah open trip.

Diketahui media sosial tengah diramaikan oleh postingan menunjukkan kekecewaan seorang pendaki atas ulah rombongan open trip yang diduga melakukan praktik booking lahan camp.

Patut diduga peristiwa itu terjadi di area Pos 3 Gunung Sindoro via Kledung.

Dalam postingan di media sosial diduga terdapat seorang pendaki mengaku diusir oleh oknum open trip meski dirinya sudah lebih dulu mendirikan tenda di lokasi tersebut.

Aksi pengusiran tersebut sontak memicu reaksi keras dari netizen.

Banyak yang menilai bahwa tindakan booking tempat di gunung tidak etis, apalagi jika disertai tindakan mengusir pendaki lain yang lebih dulu menempati lokasi.

Para pendaki dan pecinta alam menyuarakan kekesalan mereka terhadap sikap arogan yang dinilai mencoreng etika pendakian.

“Booking tenda di gunung tuh lucu banget. Ini alam bebas, bukan venue pernikahan. Kalau telat datang ya risikonya nggak dapat tempat strategis,” 

Akun Sosial Media Tiga Dewa Open Trip Digruduk Netizen

Sementara itu gegara keributan itu, akun sosial medai Tiga Dewa Open Trip digruduk netizen.

Banyak yang ngamuk dan menuliskan kekesalannya soal ulah booking lahan di area camp yang patut diduga dilakukan oleh Tiga Dewa Open Trip.

"Oh ini yang berantem di POS 3 Sindoro Ya WKKWK Padahal duluan siapa yang sampe tapi suruh bongkar tenda," tulis netizen @Isallnamanya.

"Yang punya AREA Camp Nih Si Paling Open Trip"

"Cara Booking Lahan Camp Gimna bang?"

Hingga sampai saat ini belum ada klarifikasi dari pihak Tiga Dewa Open Trip terkait kronologi yang sebenarnya.

Tak Ada Aturan Resmi soal Booking Tempat Camp

Menurut informasi yang beredar di kalangan pendaki, belum ada aturan resmi dari pengelola jalur pendakian.

Area camp, terutama di pos-pos populer seperti Pos 3, berlaku sistem “siapa cepat dia dapat” selama tidak melanggar batas kapasitas.

Melansir dari berbagai macam sumber berikut adalah etika di area pendakian:

1. Siapa Cepat, Dia Dapat – Tidak Ada Sistem Booking Lahan Camp

    Gunung adalah ruang publik terbuka yang dikelola oleh negara atau lembaga tertentu (seperti Perhutani, BKSDA, atau Taman Nasional).

    Tidak ada sistem resmi yang memperbolehkan booking tempat camp di pos atau puncak.

    Area camp bersifat first come, first serve — siapa yang lebih dulu sampai, berhak mendirikan tenda di spot yang tersedia.

    Etikanya: Tidak dibenarkan mengklaim atau membatasi area tertentu untuk rombongan tertentu, apalagi jika belum hadir di lokasi.

2. Dilarang Mengusir Pendaki Lain

    Tidak ada individu atau kelompok yang berhak mengusir pendaki lain dari area camp, kecuali bila diminta oleh pihak berwenang (petugas basecamp, ranger).

    Tindakan mengusir termasuk dalam pelanggaran etika dan bisa dikategorikan sebagai intimidasi.

    Jika terjadi konflik, penyelesaiannya harus melalui mediasi dengan pihak basecamp, bukan konfrontasi langsung.

3. Hormati Sesama Pendaki

    Gunung adalah tempat berbagi, bukan milik pribadi atau kelompok.

    Saling menghormati antar pendaki: tidak membunyikan musik keras, tidak membuat keributan, tidak menyerobot tempat.

    Etika penting lainnya, berbagi space jika memungkinkan.

     Menawarkan bantuan bila melihat pendaki lain kesulitan.

4. Jangan Menyampah dan Merusak Alam

    Semua sampah wajib dibawa turun (prinsip Leave No Trace).

    Jangan mencabut tanaman, membakar pohon, atau merusak jalur.

    Gunakan sabun ramah lingkungan jika mencuci.

5. Ikuti Aturan Jalur dan Basecamp

    Daftar secara resmi di basecamp dan ikuti briefing.

    Dilarang mendaki tanpa izin (ilegal hiking) atau menyimpang dari jalur resmi.

    Bawa perlengkapan standar, seperti jas hujan, headlamp, sleeping bag, dan logistik cukup.

Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Mataraman

(tribunmataraman.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved