Sritex Bangkrut

Riwayat Sritex yang Kini Bangkrut: Dimulai Dari Kios di Pasar Klewer Hingga Jadi Raksasa Tekstil

Inilah sejarah Sritex yang kini bangkrut dan PHK rbuan karyawan. Dulu dimulai dari kios kecil dan jadi raksasa tekstil di Indonesia dan Asia Tenggara

|
Editor: eben haezer
TribunSolo.com/ Anang Ma'ruf
TERIMA NASIB : Ribuan karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex) Sukoharjo, mulai membawa perlengkapan pribadi mereka dari tempat kerja setelah penyebaran formulir pemutusan hubungan kerja (PHK) pada Rabu (26/2/2025) kemarin. Kabar penutupan permanen itu pun semakin kuat setelah Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dispenaker) Kabupaten Sukoharjo bertemu dengan perwakilan Manajemen Sritex pada Kamis (27/2/2025). 

Lalu berdirilah pabrik pertama di Solo yang memproduksi kain kelantang dan celup.

Pada tahun 1978, UD Sri Rejeki berubah menjadi PT Sri Rejeki Isman.

Tahun 1982, perusahaan ini memperluas usahanya ke sektor tenun dengan mendirikan pabrik tenun pertama.

Pada 1992, perusahaan ini memperluas pabrik dengan 4 lini produksi, yakni pemintalan, penenunan, sentuhan akhir dan busana, dalam satu atap. 

Dua tahun kemudian, mereka dipercaya menjadi produsen seragam militer untuk NATO dan terntara Jerman. 

Krisis moneter yang terjadi pada 1998 tak membuat perusahaan ini jatuh. 

Malahan, pada 2001, Sritex melipatgandakan pertumbuhan sampai 8 kali lipat dibanding waktu pertma kali terintegrasi pada tahun 1992. 

HIngga pada akhirnya, tahun 2013, Sritex melantai di pasar modal dengan kode emiten SRIL serta memasok seragam militer untuk lebih dari 30 negara di dunia. 

Sayangnya, pada tahun 2024, Sritex dinyatakan pailit oleh Pengadilan Negeri (PN) Niaga Semarang. Setelah itu, badai PHK pun terjadi. 

(eben haezer/tribunmataraman.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved