Putra Daerah

Sosok Risma Mufidatul Lailis, Mahasiswi Unesa Semangat Kayuh Sepeda 20 Km Tiap Hari Demi Magang

Inilah kisah Risma Mufidatul Lailis, mahasiswi Unesa yang semangat bersepeda 20 km setiap hari untuk menuju tempat magang. Semua dijalani ikhlas

Editor: eben haezer
ist/dok.pribadi
Risma Mufidatul Lailis, mahasiswi Unesa yang semangat mengayuh sepeda 20 km setiap hari untuk menuju tempat magang di Kabupaten kediri 

TRIBUNMATARAMAN.COM | KEDIRI - Udara pagi berembus menyelimuti Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, yang saat itu baru disinari matahari.

Bersamaan dengan dimulainya kehidupan hari itu, ada gadis bernama Risma Mufidatul Lailis yang sudah mengambil sepedanya untuk berangkat ke sebuah perusahaan penerbit di kabupaten Kediri yang menjadi tempatnya magang. 

Ia mengayuh sepedanya sejauh 20 kilometer lebih setiap harinya. 

Fida berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir selama 4 bulan kegiatan magang. 

Risma Mufidatul Lailis (20) adalah mahasiswi semester 6 program studi Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Dara yang akrab dipanggil Fida (20) ini berasal dari kecamatan Pare, kabupaten Kediri. Selama berkuliah di Unesa, dia tinggal di asrama mahasiswa. 

Kisahnya mengayuh sepeda dari Pare tempat tinggalnya menuju tempat magang di Kecamatan Gampengrejo dimulai saat ia menginjak semester 5.

Mahasiswa semester 5 ketika itu diwajibkan berkegiatan di luar kampus, dan salah satunya magang. Ia mengayuh sepeda selama satu jam lebih dengan jarak puluhan kilometer.

Pikirnya, tidak apa-apa bersepeda, jarak yang ditempuh masih bisa bisa dijangkau.

Selain itu, bersepeda juga memangkas ongkos perjalanan. Meskipun tak dipungkiri ada pula rasa capek. 

“Cuma 20 kilometer-an, kalau ditempuh sepeda motor itu cuma 30-40 menit sudah sampai. Jadi kenapa harus ribet gitu. Naik sepeda kalau cepet itu 1 jam 30 menit, kalau lambat ya 2 jam-an, ga lebih. Kalau hujan ya sampai 2 jam lebih. Akses kendaraan umum di kediri itu masih belum terjangkau, dan kalau Gojek, ya mahal, boncos,” ungkapnya, Kamis (20/2/2025) lalu. 

“Awal-awal ya capek, dan cari rute yang paling cepet, seminggu awal itu masih muter-muter di rute terjauh, sampai akhirnya dikasih tahu temanku, rute yang paling deket,” ujarnya.

Sempat Diantar Orang Tua, Nebeng Teman dan Ngekost

Fida mengakui, di awal magang, dia sempat indekos. 

“Awalnya dulu ngekos. Cuma kosnya campur dan orang tua gak mengijinkan, akhirnya pulang, gak jadi ngekos, dan milih PP," katanya.

Halaman
123
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved