Berita Terbaru Kabupaten Trenggalek

Jadi Daerah Penghasil Ikan, Kabupaten Trenggalek Siap Jalankan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto

Sebagai daerah penghasil ikan, Kabupaten Trenggalek menyatakan siap menjalankan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Hasil Ikan Tangkap di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek. 

TRIBUNMATARAMAN.COM, TRENGGALEK - Berada di pesisir selatan Pulau Jawa, Kabupaten Trenggalek menjadi salah satu daerah produsen ikan tangkap dan ikan budidaya di Jawa Timur.

Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek mencatat, pada tahun 2023 produksi ikan di Kabupaten Trenggalek mencapai 33.032,06 ton, dengan rincian 28.171,9 ton ikan tangkap dan 4.860,16 ton ikan budidaya.

Dari catatan Badan Pusat Statistik (BPS),  25,98 persen struktur perekonomian Kabupaten Trenggalek juga banyak bertumpu pada lapangan usaha di bidang perikanan, pertanian, dan kehutanan.

Dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2023 Kabupaten Trenggalek sebesar Rp 22 Triliun, lapangan usaha di bidang perikanan, pertanian, dan kehutanan menyumbang Rp 5,7 triliun.

Dengan potensi yang sedemikian besar, sektor perikanan menjadi salah satu tumpuan ketahanan pangan di Kabupaten Trenggalek.
 
Pjs Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati menuturkan, Kabupaten Trenggalek siap menjalankan Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden, Gibran Rakabuming Raka untuk mewujudkan swasembada pangan.

"Kabupaten Trenggalek punya tiga kecamatan yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, yaitu Kecamatan Watulimo, Kecamatan Panggul, dan Kecamatan Munjungan yang mempunyai potensi perikanan tangkap sangat besar," kata Erma, Sabtu (2/11/2024).

Pada tahun 2023, Kecamatan Watulimo menjadi daerah dengan produksi perikanan tangkap paling tinggi sebesar 23.777 ton, disusul Kecamatan Munjungan dengan 1.627 ton, dan Kecamatan Panggul 387,65 ton.

"Ada tiga jenis ikan tertentu yang paling sering ditangkap oleh nelayan yaitu ikan layang, lemuru, dan tongkol," lanjutnya.

Di samping ikan tangkap, potensi perikanan budidaya di Kabupaten Trenggalek juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Catatan Dinas Perikanan Kabupaten Trenggalek, produksi ikan hasil budidaya sampai dengan akhir Juni 2024 sebesar 2.323,98 Ton, sedangkan pada tahun 2023 pada periode yang sama produksi ikan budidaya di Kabupaten Trenggalek sebesar 2.293,75 Ton.

Dari data tersebut produksi ikan budidaya menunjukkan peningkatan yang stabil walaupun tidak signifikan.

"Kecamatan Karangan punya kolam budidaya ikan paling luas dibandingkan kecamatan lain yaitu 66.330 meter persegi, disusul Kecamatan Durenan dengan 40.957 meter persegi," lanjut Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Timur itu.

Sedangkan komoditi paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat Trenggalek adalah ikan lele dan ikan patin.

Sukseskan Asta Cita dan Tekan Prevalensi Stunting

Dengan melimpahnya produksi ikan di Kabupaten Trenggalek, Pjs Bupati Trenggalek, Dyah Wahyu Ermawati optimis Kabupaten Trenggalek tidak akan kesulitan mewujudkan swasembada pangan serta menjalankan program makan siang bergizi Presiden Prabowo Subianto.

Pemkab Trenggalek juga tengah mendorong kesadaran masyarakat Kabupaten Trenggalek akan tingginya potensi perikanan di Kabupaten Trenggalek di samping pertanian dan peternakan.

Dengan kesadaran tersebut permintaan hasil perikanan akan meningkat sehingga ikan produksi Kabupaten Trenggalek tidak perlu dijual ke luar daerah.

"Dengan adanya makan siang bergizi dari pemerintah, aset dan sumberdaya lokal harus dimanfaatkan sepenuhnya agar nelayan, petani serta peternak mendapatkan multiplayer effect dari program makan siang bergizi yang mengoptimalkan bahan baku lokal," tegasnya.

Mantan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur tersebut menjelaskan angka konsumsi ikan masyarakat Kabupaten Trenggalek sebenarnya meningkat setiap tahunnya.

Pada tahun 2021 angka konsumsi kita 31,6 kilogram perkapita, lalu tahun 2022 naik 31,71 kilogram perkapita, dan tahun 2023 naik lagi 41,21 kilogram perkapita pertahun, namun angka tersebut menurut Erma masih bisa dioptimalkan lagi.

Salah satu upaya yang dilakukan oleh Pemkab Trenggalek adalah dengan menggencarkan sosialisasi Gemar Makan Ikan (Gemarikan), serta memperbanyak komposisi menu berbahan baku ikan dalam menjalankan program makan siang bergizi nanti.

"Konsumsi ikan ini bagus juga dalam mensukseskan program pemerintah pusat yaitu menekan angka stunting anak, karena ikan mengandung protein, zinc dan omega yang bagus dikonsumsi dalam masa pertumbuhan," jelas Erma.

Angka prevalensi stunting anak di Kabupaten Trenggalek sendiri tercatat sudah mengalami penurunan yang signifikan.

Pada tahun 2022 angka prevalensi anak di Kabupaten Trenggalek tercatat berada di angka 7,9 persen. Lalu Pada tahun 2023 turun menjadi 6,6 persen

Angka tersebut jauh di bawah prevalensi stunting nasional yaitu 21,6 persen serta Provinsi Jawa Timur yaitu 19,2 persen.

Termasuk target pemerintah pusat yang mencanangkan angka prevalensi stunting nasional tahun 2024 harus di bawah 14 persen.

Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Trenggalek, juga mencatat setiap tahunnya lebih dari 500 anak di Kota Alen-alen terbebas dari stunting.

Sejumlah inovasi telah dilakukan Pemkab Trenggalek untuk menekan prevalensi stunting terutama intervensi berlapis ketingkat sasaran spesifik salah satunya program yang diinisiasi oleh TP PKK Kabupaten Trenggalek yaitu Dapur Cinta, yaitu pemberian gizi pada Ibu, Baduta (Bayi Di Bawah Dua Tahun) dan remaja wanita agar tidak kekurangan energi kronis (KEK).

Tak hanya itu, Pemkab juga mendorong agar masyarakat menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui adipura desa.

Program tersebut efektif karena menurunkan pencemaran lingkungan melalui pengolahan limbah, serta menjaga kebun sebagai sumber kecukupan gizi.

"Kabupaten Trenggalek sudah punya swasembada pangan namun perlu didukung banyak OPD teknis maupun masyarakat karena masyarakat juga harus siap untuk memproduksi makanan sebagai bahan baku yang dibutuhkan untuk program makan siang bergizi," tegas Erma

"Kalau mau bahu membahu, semua bahan pokok, sayur mayur, dan sumber protein pasti bisa dipenuhi oleh masyarakat Trenggalek sendiri," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

 

 

 

 

 


Foto: 1) Hasil Ikan Tangkap di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Desa Tasikmadu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek.

 


2) Festival Nelayan di Pantai Cengkrong, Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek Menyediakan Ribuan Ikan Bakar Gratis untuk Masyarakat 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved