Kebangkitan Ekonomi Kawasan Mataraman

Kontribusi Besar Pabrik Rokok di Tulungagung, Pendapatan Cukai Tembakau Capai Rp 412 Miliar

Kantor Bea dan Cukai Blitar menerima pendapatan dari cukai sebesar lebih dari Rp 412 miliar  di semester pertama 2024.

|
Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
Rokok ilegal dimusnahkan dengan cara dibakar di dalam potongan drum di Kantor Bantu Bea dan Cukai Tulungagung, Selasa (23/7/2024). 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TULUNGAGUNG - Kantor Bea dan Cukai Blitar menerima pendapatan dari cukai sebesar lebih dari Rp 412 miliar di semester pertama 2024.

Jumlah ini setara 79,99 persen dari target penerimaan yang dibebankan, sebesar Rp 515 miliar.

Salah satu penerimaan terbesar adalah cukai rokok dari sejumlah pabrik rokok besar di Kabupaten Tulungagung.

Baca juga: Bea Cukai dan Satpol PP Tulungagung Musnahkan 364.000 Batang Rokok Ilegal

Menurut Kepala Kantor Bea dan Cukai Blitar yang juga mengampu wilayah Tulungagung, Abien Prastowidodo, tahun 2023 pihaknya berhasil mengumpulkan penerimaan negara sebesar Rp 580 miliar lebih.

Angka ini mencapai 127,24 persen dari target penerimaan yang dibebankan sebesar Rp 456 miliar lebih.

“Komponen penerimaan berasal dari cukai hasil tembakau, terutama dari 84 pabrik rokok di wilayah Kantor Bea dan Cukai Blitar,” jelasnya.

Saat ini ada sekitar 84 pabrik rokok di wilayah kerja Kantor Bea dan Cukai Blitar.

Pada semester awal 2024 ini pendapatan dari sektor cukai tembakau mencapai Rp 365 miliar lebih.

Berdasar data tahun 2023, sejumlah pabrik rokok di Kabupaten Tulungagung  memberikan kontribusi besar penerimaan cukai rokok.

Perusahaan rokok tiga besar itu adalah PT Artha Jaya Abadi Bersinar, PR Margantara Jaya, dan PR Alaina.

“Untuk wilayah kita, mayoritas adalah rokok golongan 2 dan 3. Jadi kenaikan cukainya sedikit, arahnya lebih pada pemerataan tenaga kerja,” sambung Abien.

Untuk memastikan penerimaan sektor cukai rokok ini lebih maksimal, Kantor Bea dan Cukai Blitar rutin melakukan penindakan pada rokok ilegal.

Penindakan peredaran rokok ilegal untuk melindungi rokok legal yang membayar cukai ke negara.

Secara tidak langsung peredaran rokok ilegal tanpa cukai turut mengurangi penerimaan negara dari cukai rokok.

“Selain itu rokok ilegal tidak diketahui kandungannya, berapa kadar nikotin sehingga tidak baik untuk konsumen dari sisi kesehatan,” tegas Abien.

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved