Mahasiswa Politeknik Dianiaya Senior

Yakin Anaknya Tewas Dianiaya Senior, Ayah Mahasiswa Poltek Pelayaran Surabaya Izinkan Otopsi

Karena yakin anaknya tewas dianiaya senior, ayah mahasiswa Politenknik Pelayaran Surabay akahirnya mengizinkan polisi mengotopsi jenazah anaknya

Editor: eben haezer
ist
M Yani (kanan) saat ditemui di halaman Mapolsek Gunung Anyar, Surabaya, Senin (6/2/2023). Foto kiri menunjukkan jenazah anaknya yang diduga meninggal karena dianiaya senior 

TRIBUNMATARAMAN.COM - M Yani, ayah dari mahasiswa atau taruna Politeknik Pelayaran Surabaya atau Poltek Pelayaran Surabaya akhirnya mengizinkan polisi melakukan otopsi terhadap jenazah anaknya.  

Sebab dia yakin, anaknya yang berinisial MRFA (19) itu meninggal karena dianiaya para seniornya di Kampus. 

M.Yani (47) yakin anaknya meninggal dianiaya karena telah melihat luka-luka di tubuh anaknya.  

Baca juga: Video CCTV Detik-detik Mahasiswa Politeknik Pelayaran Surabaya Tewas Dibopong Senior Beramai-ramai

Karena keyakinan itu pula, Yani akhirnya bersedia dan meminta Polisi untuk melakukan ekshumasi atau membongkar makam anaknya.

"Permintaan keluarga (Ekshumasi, Red) dasarnya karena ada tanda-tanda penganiayaan diketahui ada luka-luka di kepala, leher sampai dada luka memar," jelasnya saat ditemui di tempat ekshumasi, Selasa (7/2/2023).

"Harapannya dari autopsi ini segera terungkap dan pelakunya segera tertangkap diproses sesuai hukum yang berlaku," ungkapnya.

Yani menduga penyebab putranya meninggal akibat tindakan kekerasan di dalam kampus di Poltek Pelayaran Surabaya.

Dia semakin curiga lantaran seragam yang dipakai anaknya saat kejadian telah diganti sesampainya korban dibawa di rumah sakit.

Sebelumnya korban mengenakan seragam doreng dan usai kejadian berganti menjadi baju PDL warna hitam.

"Saya lihat dari rekaman CCTV itu (Korban, Red) masuk kamar mandi kampus mengenakan pakaian doreng tapi di rumah sakit sudah diganti PDL hitam," terangnya.

Sebelumnya dua pekan lalu, korban sempat bercerita ke neneknya sering mendapat kekerasan verbal maupun fisik yang dilakukan senior di kampusnya. 

"Saya juga tidak paham pelanggaran apa yang dilakukan anak saya sampai diperlakukan seperti itu," terangnya.

Masih kata Yani, ia mengetahui kabar duka itu dari telepon pihak kampus bahwa anaknya sudah meninggal di Rumah Sakit Sukolilo, Surabaya, pada Minggu (5/2) sekitar pukul 22.45 WIB.

Saat itu keterangan pihak kampus bahwa anak pertamanya itu meninggal akibat terpeleset dari kamar mandi. 

"Saya lihat ada kejanggalan dari kondisi fisik ada tanda-tanda penganiayaan luka selanjutnya malam itu juga saya lapor ke Polsek karena dugaan penganiayaan," bebernya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved