Berita Terbaru Kabupaten Probolinggo

Pasangan di Probolinggo Menikah Dengan Mahar Linggis, Ternyata Punya Makna Mendalam Bagi Mereka

Pasangan suami istri di Kabupaten Probolinggo baru saja menikah dengan mahar linggis. Meski nyeleneh bagi kebanyakan orang, namun maknanya dalam

Editor: eben haezer
danendra kusumawardana
Sumiati dan Samsul, pasangan suami istri di Probolinggo yang menikah dengan mahar linggis. 

"Tanpa panjang lebar saya terima pinangan dan mahar yang diberikan oleh suami. Sebab, dari awal saya memang tak neko-neko meminta mahar. Saya bersyukur dengan apa yang diberikan," ungkapnya. 

Sumiati menyatakan, mahar linggis itu akan dipajang di dinding ruang tamu rumah. 

Linggis tersebut akan diletakkan di titik yang mudah terlihat agar dia dan suami selalu ingat dengan filosofinya. 

"Sebatang linggis itu akan menjadi kenangan untuk saya dan suami. Saya dan suami akan berupaya mewujudkan arti yang ada dalam sebatang linggis itu, yakni rumah tangga yang kokoh," terangnya. 

Di sisi lain, Sumiati menyatakan perkenalan dirinya dengan suami berlangsung sejak 5 tahun lalu. 

Saat itu, status Sumiati menjanda karena suami pertama meninggal dunia. Begitu pula Mukmin. Dia menduda usai istrinya meninggal dunia. 

Perkenalan Sumiati dengan Mukmin terjadi karena ada peran mak comblang. 

Mulanya, Sumiati dan Mukmin tak ada gairah untuk membuka lembaran baru dengan orang lain. 

Mereka lebih fokus bekerja demi anak masing-masing.

Sumiati memang sudah mempunyai seorang anak dari pernikahan sebelumnya. Sedangkan Mukmin memilik dua orang anak. 

Ketika awal bertemu, Mukmin sempat minder karena merasa tak memiliki apa-apa. 

Hanya rumah sederhana dan motor butut Honda Astrea keluaran tahun 2000 yang dia punyai. Pekerjannya juga sebagai penjual kerupuk. 

"Saya memberikan pengertian kepadanya, bahwa saya tak mementingkan harta. Rejeki sudah diatur oleh Allah. Tak mungkin tertukar. Rejeki bisa didapat kalau berusaha," urainya.

Tiga bulan akhir ini, keduanya semakin dekat. Sumiati dan Mukmin sudah bisa memahami satu sama lain. 

"Karena usia kami tak lagi muda, tentu kami tidak berpacaran. Kami hanya taarufan. Biar hubungan ini mengalir saja. Hingga pada akhirnya, saya dan suami menikah pada Jumat, kemarin. Acara pernikahan digelar sederhana," pungkasnya.

(danendra kusumawardana/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer 

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved