Berita Terbaru Kabupaten Probolinggo

Pasangan di Probolinggo Menikah Dengan Mahar Linggis, Ternyata Punya Makna Mendalam Bagi Mereka

Pasangan suami istri di Kabupaten Probolinggo baru saja menikah dengan mahar linggis. Meski nyeleneh bagi kebanyakan orang, namun maknanya dalam

Editor: eben haezer
danendra kusumawardana
Sumiati dan Samsul, pasangan suami istri di Probolinggo yang menikah dengan mahar linggis. 

TRIBUNMATARAMAN.COM - Samsul Mukmin (46), warga desa Dungun, kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, menjadikan sebatang linggis sebagai mahar perkawinannya dengan Sumiati, warga kecamatan Nguling, Kabupaten Pasuruan. 

Meski mahar linggis ini dianggap tak biasa bagi kebanyakan orang, namun bagi Samsul dan Sumiati, mahar linggis itu memiliki makna mendalam yang cuma mereka saja bisa menerimanya. 

Keduanya menyebut, tak mementingkan seberapa banyak harta yang dimiliki oleh masing-masing tatkala memulai hubungan percintaan. Modal utamanya hanya ketulusan. 

Bahkan, hal tersebut terus berjalan hingga Mukmin dan Sumiati menapaki jenjang pernikahan. 

Sumiati tak meminta mahar yang muluk-muluk dan sesuai keinginannya kepada Mukmin. 

Dia menyerahkan sepenuhnya bentuk mahar kepada Mukmin. Pokoknya, semampunya Mukmin. 

Setelah berpikir panjang, Mukmin pun memutuskan memberi mahar Sumiati sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu. 

Mukmin bercerita, meski nyeleneh, keputusan memberikan mahar linggis kepada sang istri bukanlah asal-asalan. 

Ada makna mendalam yang terkandung pada mahar sebatang linggis itu. 

"Sebatang linggis adalah simbol kekokohan. Linggis tak mudah dibengkokkan. Dibenturkan berkali-kali juga tak hancur. Jadi, saya ingin rumah tangga kami tetap kokoh dalam situasi apapun layaknya sebatang linggis ini," kata Mukmin saat ditemui di rumahnya, Desa Dungun, Sabtu (4/2/2023). 

Mukmin menyebut, mahar yang diberikan tersebut merupakan hasil dari keringatnya sendiri. 

Sehari-hari, Mukmin bekerja sebagai penjual kerupuk dagangan si bos. Upah yang dia terima dalam sehari Rp 50-70 ribu. 

"Sebagian upah saya kumpulkan untuk mahar, sebagian lagi untuk memenuhi kebutuhan pokok. Saya membeli sebatang linggis kondisi baru di sebuah toko bangunan. Harganya Rp 50 ribu," sebutnya. 

Sementara, Sumiati mengungkapkan, ketika Mukmin memberikan mahar sebatang linggis dan uang Rp 100 ribu, tidak ada keraguan baginya untuk menerima mahar itu. 

Sumiati juga bersyukur dengan mahar yang diberikan kepadanya. 

Halaman
12
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved