Lipsus Koperasi Merah Putih
Koperasi Desa Merah Putih Boyolangu Tulungagung Beroperasi Pakai Modal Sendiri
Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Boyolangu, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, satu dari empat KDMP yang sudah mulai menjalankan usahanya
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Sri Wahyuni
Menurut Nening, sebenarnya berjualan sembako dengan harga grosir sangat menguntungkan KDMP.
Dengan modal yang berbatas, KDMP mengandalkan penyertaan modal dari anggota. Nening berencana meningkatkan simpanan wajib dari Rp 50.000 menjadi Rp 100.000 per bulan.
“Dengan simpanan wajib yang ditingkatkan, harapannya bisa jadi modal untuk pembiayaan usaha yang lebih besar lagi. Kami bisa membeli sembako di luar harga bundling tadi dan mendapat keuntungan lebih besar,” tegasnya.
Baca juga: Sekitar 28.000 Siswa di Kota Blitar Belum Menerima Manfaat Program MBG
Nening menyayangkan, dari rencana bisnis yang digariskan dari pemerintah, tidak ada bidang perikanan. Padahal 70 persen potensi Desa Boyolangu adalah bidang perikanan. Pihaknya juga sudah menyiapkan rencana bisnis di bidang perikanan.
KDMP bisa menyediakan kebutuhan pakan ikan, cold storage atau penyimpanan ikan, pengolahan fillet patin, dan penggilingan limbah patin.
Usaha ini saling berkaitan sehingga lebih menjamin keberlangsungannya. Fillet patin misalnya, bisa dipakai untuk memasuk kebutuhan Makan Bergizi Gratis (MBG).
“Produksi patin kita besar, tapi pengolahan fillet justru ada di Trenggalek. Jadi masih ada potensi untuk membuka usaha di sini,” ungkapnya.
Sementara limbah fillet patin ini bisa digiling untuk dimanfaatkan tepung ikan, atau pakan ternak unggas.
Sayangnya rencana bisnis ini belum bisa dieksekusi karena masalah sumber permodalan. KDMP Boyolangu juga mengajukan bantuan usaha perikanan ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (DKP) RI.
Bantuan ini berupa bioflok, benih, pakan dan semua piranti kebutuhan untuk budidaya ikan.
KDMP harus menyediakan lahan minimal 1.000 meter persegi, gudang dan aliran listrik untuk menjalankan bantuan ini. Nening mengaku sudah menyiapkan semua persyaratan untuk mendapatkan bantuan itu.
Untuk sementara akan sewa karena KDMP belum punya anggaran untuk membangun. Nening pun sangat berharap proposal bantuan ini bisa disetujui karena akan sangat membantu bisnis KDMP. Usaha ini akan berjalan tanpa mengajukan pinjaman permodalan ke perbankan.
“Usaha ini akan dijalankan oleh anggota tanpa mengandalkan bantuan permodalan dari luar. Biar tidak semua bergantung pada toko sembako saja,” katanya.
Lebih jauh, Nening mengaku cukup sulit untuk merintis KDMP ini karena masyarakat belum percaya dan mau sukarela mendaftar sebagai anggota.
Karena itu, untuk tahap awal seluruh perangkat desa sampai Ketua RT dan RW diwajibkan untuk ikut dalam DKMP ini. Diharapnya jika usaha KDMP sudah berjalan akan menarik banyak warga untuk bergabung.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataraman/foto/bank/originals/KDMP-Boyolangu-Tulungagung.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.