Krisis Air Bersih Trenggalek
Warga Desa Prambon Trenggalek Ungkap Kondisi Kesehatan, Puluhan Tahun Pakai Air Sumur Keruh
Harapan warga Dusun Krajan, Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, yang puluhan Tahun alami krisis air bersih
Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: Sri Wahyuni
TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Puluhan Kepala Keluarga (KK) di Dusun Krajan, Desa Prambon, Kecamatan Tugu, Kabupaten Trenggalek, mengalami krisis air bersih.
Krisis air bersih tersebut terjadi lantaran sumber air dari sumur di permukiman warga berwarna keruh dan berbau layaknya logam berkarat.
Kondisi itu terjadi sejak puluhan tahun lalu. Ketua RT 16 Dusun Krajan, Desa Prambon, Wahyu menuturkan sejak ia lahir kondisi sumber air di lingkungannya sudah sedemikian rupa.
Air tersebut digunakan baik untuk mencuci, mandi, bahkan untuk konsumsi.
"Kalau untuk konsumsi, untuk masak ataupun minum harus didiamkan 1 - 2 hari dulu. Nanti bagian atasnya jernih, yang jernih itu diambil lalu dimasak," kata Wahyu.
Sedangkan untuk mencuci dan mandi, warga sudah terbiasa menggunakan air tersebut. Mereka tak punya pilihan lain karena kondisi di sumur tetangga pun juga keruh.
Wahyu mengaku tak punya keluhan kesehatan apapun akibat mengonsumsi air tersebut, pun keluarganya yang juga sehat - sehat saja.
"Hanya saja kalau untuk cuci baju, warnanya menjadi rusak, apalagi yang warna putih lama-lama jadi kecoklatan semua," lanjutnya.
Wahyu sendiri tidak mengetahui penyebab pasti mengapa air di lingkungannya keruh, walaupun memang di desanya banyak tambang galian C.
Baca juga: Dana TKD di Tulungagung Bertambah Rp 132 Miliar, Namun Anggaran Berikut Berkurang dan Dihapus
Pemerintah sendiri sudah berkali-kali mengambil sampel air dari sumur warga namun hasilnya tidak pernah ditunjukkan ke masyarakat.
Wahyu tak mempermasalahkan jika hasil laboratorium tidak ditunjukkan, asalkan pemerintah bisa memberikan solusi terhadap krisis air bersih tersebut.
"Kalau musim kering, air di sumur kami yang kering, tapi kalau musim hujan airnya keruh, jadi sulit untuk mendapatkan air bersih," tegasnya.
Selama ini pemerintah hanya membantu tandon untuk tempat sementara pengiriman bantuan air bersih.
Bantuan tersebut menurutnya hanya bersifat sementara dan tidak menyelesaikan masalah.
"Maksud kami kalau bisa ya berkelanjutan, apakah dibuatkan sumur bor atau pipanisasi PDAM bisa sampai ke permukiman warga," harap Wahyu.
Sementara itu, warga RT 16 Dusun Krajan, Alfian Sugiarto mengungkapkan kondisi air dari sumurnya juga keruh.
Ia sempat menggunakan metode yang sama dengan tetangganya untuk konsumsi air minum yaitu dengan mendiamkan air satu sampai dua hari, namun menurutnya ia selalu terbayang kondisi air saat diambil pertama kali dari sumur yang berwarna kuning kecoklatan.
"Kalau diminum kadang kala merasa tidak segar, akhirnya saya beli air minum galon isi ulang, tapi kalau untuk masak pilih untuk meminta ke tetangga yang air nya jernih," ucap Alfian.
Menurut Alfian dari puluhan kepala keluarga di dusunnya, mayoritas air sumurnya memang keruh, namun ada satu-dua sumur warga yang sumber airnya jernih.
"Kalau minta pun ya sewajarnya, untuk konsumsi saja. Kalau mandi dan cuci baju terpaksa pakai air dari sumur sendiri," jelasnya.
Alfian mengaku tidak merasakan gangguan kesehatan termasuk gatal-gatal saat mandi menggunakan air tersebut, hanya saja ia tetap berharap ada solusi dari pemerintah untuk memberikan akses air bersih yang layak bagi masyarakat Desa Prambon.
"Harapannya ya dibikinkan sumur dalam sehingga (keberadaan air bersih) berlanjut. Kalau (kiriman air bersih) ini kan cuma untuk konsumsi, sedangkan MCKnya tidak terhitung," pungkasnya.
(Sofyan Arif Candra/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/mataraman/foto/bank/originals/Air-sumur-warga-Prambon-Tugu-trenggalek-keruh.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.