Ponpes Ambruk di Sidoarjo
Ponpes Ambruk di Sidoarjo, Ahli Sipil Ingatkan Pentingnya Perhitungan Teknik dan Mutu Material
Berikut analisa pakar teknik sipil atas insiden ambruknya bangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Sri Wahyuni
TRIBUNMATARAMAN.COM I SIDOARJO – Berikut analisa pakar teknik sipil atas insiden ambruknya bangunan di kompleks Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo.
Ambruknya bangunan di Pondok Pesantren Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, yang menelan korban jiwa, menyisakan duka mendalam.
Hingga Selasa (30/9), proses evakuasi masih berlangsung dengan temuan korban meninggal dunia menjadi tiga orang.
Pakar teknik sipil dari Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dr. Yudha Lesmana, menyampaikan belasungkawa atas peristiwa tersebut. “Kami turut berbelasungkawa, semoga keluarga dan korban bisa diberi kesabaran,” ujarnya saat dihubungi Tribun Jatim Network, Selasa (30/9/2025).
Menurutnya, dari pemberitaan media, bangunan yang runtuh diketahui masih dalam tahap pengecoran.
Secara prinsip, proses pengecoran tidak akan menimbulkan masalah jika sesuai perencanaan.
Namun ia menduga ada kemungkinan usia pengecoran yang belum matang.
“Kalau ini gedung baru yang dibangun bertahap, ada kekhawatiran umur pengecoran belum cukup. Ibaratnya, beton masih lemah karena belum matang sudah ditambah beban baru. Minimal 14 hari, idealnya 28 hari untuk mencapai kekuatan yang memadai,” jelasnya.
Baca juga: UPDATE Tujuh Orang Masih Terjebak di Reruntuhan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Tim Pasok Makanan
Yudha menekankan pentingnya keterlibatan ahli teknik sipil dalam perencanaan dan pembangunan gedung, termasuk yang diperuntukkan bagi pesantren.
Banyak kasus di lapangan, bangunan dikerjakan tanpa hitungan teknis yang matang dan hanya mengandalkan pengalaman tukang atau kontraktor.
“Gedung ini perlu dilihat apakah direncanakan oleh tenaga teknik sipil atau tidak. Bahannya sesuai mutu atau tidak. Dalam praktik, ada perhitungan teknik sipil untuk IMB, tapi pelaksanaannya sering tidak sesuai. Bisa saja material yang dibeli tidak sesuai spesifikasi. Ini fenomena jamak di masyarakat,” paparnya.
Dosen yang sehari-hari mengajar struktur beton, baja, dan struktur tahan gempa itu mengingatkan, banyak bangunan rendah di Indonesia dibangun tanpa standar rekayasa struktur yang memadai.
Hal itu berbeda dengan bangunan tinggi yang perhitungannya lebih detail dan ketat.
“Kalau sesuai umur, perhitungan benar, dan bahan sesuai, sebenarnya tidak ada masalah gedung itu digunakan meskipun masih ada proses pengecoran. Problemnya, banyak pembangunan tidak sesuai engineering structure,” tegasnya.
Hingga kini, penyebab pasti ambruknya bangunan di Ponpes Al Khoziny masih dalam penyelidikan.
(Sulvi Sofiana/TribunMataraman.com)
Editor : Sri Wahyunik
Ponpes Ambruk di Sidoarjo
analisa pakar teknik sipil
Pakar teknik sipil
Pondok Pesantren Al Khoziny
Insiden ambruknya bangunan
Bangunan ambruk
Universitas Muhammadiyah Surabaya
Multiangle
tribunmataraman.com
ViralLokal
TribunHIS
| Polda Jatim Periksa 17 Saksi kasus Ambruknya Ponpes Al Khoziny, Bakal Panggil Pengasuh |
|
|---|
| Jumlah Sampah Material Reruntuhan Bangunan Ponpes Al Khoziny Capai 1.259 Ton |
|
|---|
| Daftar Lengkap Nama 17 Jenazah Terbaru yang Sudah Teridentifikasi Korban Ponpes Ambruk Sidoarjo |
|
|---|
| Mengenal Lora Ubaidillah, Santri Korban yang Tewas Saat Salat Asar Ponpes Ambruk di Sidoarjo |
|
|---|
| Tangis Fitri Pecah di RS Bhayangkara, Jenazah Anaknya Rendra Akhirnya Teridentifikasi |
|
|---|
