Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Keberadaanya Dikeluhkan, Manusia Silver, Badut, dan Pengamen di Tulungagung Jadi Sasaran Razia

Penulis: David Yohanes
Editor: eben haezer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pengamen, badut, dan manusia silver yang diamankan tim gabungan dari sejumlah persimpangan di Tulungagung.

“Selama 2-3 jam dapatnya antara Rp 100.000 sampai Rp 150.000. Kalau lagi untung bisa sampai Rp 200.000,” papar Budiono.

Untuk usaha sampingannya ini, Budiono hanya mengaku modal beli topeng badut.

Sementara kostum badut yang dikenakan sebenarnya adalah baju terusan perempuan dengan motif renda.

Pakaian itu pun didapat dari mertua adiknya.

“Kebetulan adik saya dikasih sama mertuanya, terus tidak dipakai. Baju itu saya minta terus saya pakai untuk kostum,” tandasnya.

Sementara Saipul saat ditangkap baru mendapatkan uang Rp 8.500, dan Nuryadi mendapatkan Rp 15.000.

Sama seperti Budiono, Nuryadi mengaku selama ini mengamen menjadi manusia perak di Kediri.

Namun kali ini mencoba peruntungan di Tulungagung dan malah tertangkap tim gabungan.

“Biasanya dapat Rp 100.000 sampai Rp 200.000 untuk sekali ngamen,” ucapnya kepada penyidik Satpol PP Tulungagung.

Kabid Trantibum Satpol PP Tulungagung, Agung Setyo Widodo, mengatakan saat ini hampir di semua perempatan besar wilayah kota ada pengamennya.

Mereka mulai dari pengamen pakai gitar, manusia silver, badut hingga pengemis.

Keberadaan mereka sering dikeluhkan oleh masyarakat, terutama pengguna jalan.

“Kami banyak menerima pengaduan lewat sistem pengaduan kami. Keberadaan mereka sudah dianggap mengganggu,” terang Agung.

Karena itu pihaknya melakukan razia gabungan untuk merespon keluhan masyarakat.

Apalagi Para Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) ini banyak beraksi di perempatan yang ramai.

Halaman
123