Hingga pada Minggu malam Mustakim jalan kaki sambil membawa pisau panjang di dalam jaketnya, menuju rumah AK.
Ia mengaku pernah masuk ke kamar mandi rumah AK, sehingga ingat kondisi di dalam rumah.
Di bagian kamar mandi inilah yang tidak dilengkapi plafon.
Mustakim berhasil masuk dengan membuka genteng dan mematahkan kayu reng, tepat di atas kamar mandi.
"Saat iu dia posisi tidur, langsung saya tusuk. Saya merasa menyesal setelahnya," katanya.
Mustakim mengambil telepon genggam milik korban.
Tujuannya untuk melihat isi chat antara AK dengan sosok laki-laki dari Blitar.
Namun Mustakim gagal membuka telepon pintar itu.
"Dia pernah cerita berhubungan dengan orang Blitar. Saya tidak suka dilibat-libatkan," ujarnya.
Sementara Kasat Reskrim Polres Tulungagung, AKP Agung Kurnia Putra, tersangka punya rasa cemburu terhadap korban.
Sebab sebelumnya korban mengaku pernah hamil dengan seorang laki-laki asal Blitar.
Sosok laki-laki ini yang membuat tersangka cemburu.
"Itu motivasi tersangka mengambil HP milik korban. Dia ingin tahu hubungan korban dengan orang itu," ungkap Agung.
Lanjut Agung, tersangka masih di bawah pengaruh minuman kerasa saat membunuh AK.
Saat itu dia hanya sekitar 15 menit di dalam rumah AK, kemudian kabur usia membunuh korban.