Waspada Campak di Jatim

Waspada Campak, 50 Pasien Dirawat Selama Agustus di RSUD Syamrabu Bangkalan

Kasus warga terpapar campak ditemukan di  kabupaten di Pulau Madura, seperti di Kabupaten Sumenep dan Bangkalan

Editor: Sri Wahyuni
TribunMataraman.com/Ahmad Faisol
WASPADA CAMPAK : RSUD Syamrabu Bangkalan menyebut jumlah pasien campak mengalami peningkatan yang signifikan untuk angka kejadiannya dibanding tahun-tahun sebelumnya. Selama Agustus 2025, total 50 pasien campak berusia balita, 17 di antaranya masih menjalani perawatan dan seorang pasien anak persiapan dirujuk ke RSUD Dr Soetomo, Senin (25/8/2025). 

TRIBUNMATARAMAN.COM I BANGKALAN – Kasus warga terpapar campak ditemukan di  kabupaten di Pulau Madura.

Termasuk di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur.

Tombol status waspada wabah campak saat ini ditekan Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan seiring membludaknya kasus campak dalam sebulan terakhir.

Selama Agustus 2025, pihak RSUD Syamrabu Kabupaten Bangkalan telah merawat balita pasien campak sebanyak 50 anak.

Saat ini, 17 anak di antaranya masih dalam perawatan di ruang isolasi, dan satu pasien anak persiapan untuk dirujuk ke rumah sakit di Surabaya.

Kepastian tentang seorang pasien anak hendak dirujuk ke Surabaya itu disampaikan ibu pasien, Ismawati, warga Kecamatan Tanah Merah ketika ditemui di Ruang Perawatan Anak RSUD Syamrabu Bangkalan, Senin (15/8/2025).

“Ini mau dirujuk ke rumah Karang Menjangan (RS dr Soetomo), sesaknya tidak sembuh-sembuh. Sekarang sudah 12 hari, yang pertama tiga hari. Panas lagi dan muncul bercak merah, sesak nafas. Sebelumnya tidak campak,” ujar Ismawati di hadapan awak jurnalis.

Baca juga: Ketua Umum MUI Ingatkan Pentingnya Kerukunan Antar Umat Beragama

Data yang dihimpun dari Dokter Spesialis Anak RSUD Syamrabu Bangkalan, dr Mega Malynda SpA membeberkan, periode Januari-Agustus 2025 tercatat total sebanyak 275 pasien campak dari berbagai macam usia yang didominasi usia balita atau di bawah lima tahun.  

Pada Januari 2025, total terdata sejumlah 32 pasien campak berusia balita dan satu orang meninggal dunia.

Februari tercatat sejumlah 38 pasien, lalu Maret sebanyak 12 pasien, April sejumlah 23 pasien, Mei sebanyak 35 pasien, Juni sejumlah 40 pasien, dan Juli ada 44 pasien.

Dr Mega mengungkapkan, saat ini di RSUD Syamrabu jumlah pasien campak memang mengalami peningkatan yang signifikan untuk angka kejadiannya dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Hingga minggu ketiga di Bulan Agustus tahun ini, tercatat sebanyak 50 pasien.   

“Dari jumlah 50 pasien pada Agustus ini, kami merawat 17 pasien campak, berusia rata-rata 2 tahun hingga 3 tahun. Awal tahun ini satu pasien meninggal dunia karena komplikasi infeksi paru. rata-rata fase perawatan dari 3 hari hingga 7 hari. Kebanyakan berasal dari daerah Kecamatan Geger,” ungkap dr Mega.  

Ia menjelaskan, gejala campak diawali dengan demam tinggi. Saat demam sudah masuk hari ketiga maka muncul ruam-ruam merah yang awal kemunculannya di belakang tubuh, lanjut di wajah, dan akhirnya di seluruh tubuh. Biasanya juga disertai batuk, pilek, diare, dan mata merah.  

“Mayoritas saat dibawa ke sini kondisinya stabil, tapi ada beebrapa yang sudah terjadi komplikasi seperti diare disertai kurang cairan, batuk dan pilek hingga sesak nafas. Tetapi tidak banyak,” jelas dr Mega.  

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved