Pembunuhan Ojol Perempuan di Gresik

Polisi Sudah Kantongi Identitas Pelaku Pembunuhan Ojol Perempuan di Kedamean Gresik

Polres Gresik mengklaim telah mengetahui identitas pelaku pembunuhan perempuan pengemudi ojol di Gresik. Perburuan sedang dilakukan

Penulis: Willy Abraham | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/willy abraham
Kapolres Gresik AKBP Rovan Richard Mahenu saat memberikan keterangan di Mapolres Gresik, Senin (28/7/2025). 

TRIBUNMATARAMAN.COM | GRESIK - Polres Gresik mengklaim telah mengetahui identitas pelaku pembunuhan perempuan pengemudi ojol di Gresik. 

Seperti diketahui, jasad perempuan pengemudi ojol tersebut ditemukan di dalam kardus di wilayah Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik, Minggu (27/7/2025) pagi, kemarin. 

Belakangan, korban diketahui berinisial SAC, warga Sekardangan, kabupaten Sidoarjo, berusia 30 tahun. 

Baca juga: Jasad Perempuan Pengemudi Ojol Dari Sidoarjo Ditemukan Dalam Kardus di Kedamean Gresik

Kapolres Gresik, AKBP Rovan Richard Mahenu menegaskan tim Unit Resmob Satreskrim Polres Gresik tengah memburu keberadaan pelaku.

"Kami mohon doa warga Gresik, identitas pelaku sudah kami kantongi, anggota lakukan pengejaran , kami mohon doanya semoga segera tertangkap sebelum 1 x 24 jam," ujar Kapolres kepada awak media di Mapolres Gresik, Senin (28/7/2025).

"Nanti setelah pelaku tertangkap, kita tanyakan soal barang milik korban yang hilang," tuturnya.

JASAD PENGEMUDI OJOL - Kardus berisi jasad perempuan pengemudi ojol yang ditemukan di Kedamean, Gresik, Minggu (27/7/2025)
JASAD PENGEMUDI OJOL - Kardus berisi jasad perempuan pengemudi ojol yang ditemukan di Kedamean, Gresik, Minggu (27/7/2025) (ist)

Diketahui korban meninggal akibat kekerasan benda tumpul di kepala menyebabkan pendarahan. Kesimpulan hasil autopsi jenazah perempuan berusia 30 tahun diperkirakan menunggal 18 jam sampai 24 jam sebelum pemeriksaan dilakukan.

Berdasarkan hasil otopsi, korban dinyatakan meninggal akibat kekerasan benda tumpul di bagian kepala.

Korban yang ditemukan tak bernyawa dalam kondisi mengenakan jaket jeans biru, atasan hitam, dan celana abu-abu tersebut, menunjukkan sejumlah luka dan tanda kekerasan.

Dari pemeriksaan luar, tampak lebam keunguan pada dada kiri dan punggung, yang tidak menghilang saat ditekan. Rahang dan pergelangan kaki korban mengalami kaku mayat, sementara tanda-tanda pembusukan belum terlihat, yang mengindikasikan bahwa kematian terjadi dalam 18 hingga 24 jam sebelum otopsi.

Yang paling mencolok adalah luka di kepala: delapan luka robek dengan ukuran antara 2 hingga 6,5 cm, serta memar hebat dari puncak hingga bagian belakang kepala. Selain itu, ditemukan memar di bibir bagian dalam dan lakban hitam sepanjang 10 cm yang berada di dalam rongga mulut. Leher korban pun menunjukkan luka lecet, dan di tangan terdapat memar serta lecet yang diduga sebagai hasil perlawanan.

Dari pemeriksaan alat kelamin, ditemukan cairan putih dan robekan lama pada selaput dara, namun tidak ditemukan indikasi kekerasan seksual terbaru.

Otopsi bagian dalam memperkuat dugaan kekerasan fisik, dengan ditemukannya perdarahan di bawah selaput otak dan selaput laba-laba, serta resapan darah di area kepala yang berpotensi menyebabkan kematian akibat trauma berat.

(willy abraham/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved