Pendidikan

Solusi Dewan Pendidikan Untuk Sekolah di Trenggalek yang Kekurangan Murid

Dewan Pendiikan kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menawarkan 3 solusi untuk sekolah-sekolah di kabupaten Trenggalek yang kekurangan murid.

Penulis: Sofyan Arif Chandra | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/sofyan arif candra
Suasana hari pertama masuk sekolah tahun ajaran baru 2025/2026 kelas 1 SDN 1 Gembleb, Desa Gembleb, Kecamatan Pogalan, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Senin (14/7/2025). SDN 1 Gembleb hanya mendapatkan 2 murid baru karena sedikitnya potensi lulusan dari Taman Kanak-kanak di desa setempat. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | TRENGGALEK - Dewan Pendiikan kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, menawarkan 3 solusi untuk sekolah-sekolah di kabupaten Trenggalek yang kekurangan murid. 

Seperti diketahui, di tahun ajaran baru 2025/2026, puluhan SD negeri di kabupaten Trenggalek kekurangan murid. 

Banyak sekolah yang mendapatkan siswa kurang dari 4 orang, bahkan SDN 3 Sumurup, Kecamatan Bendungan, tidak mendapatkan murid sama sekali.

Baca juga: Kepala Dikpora Trenggalek: Sekolah yang Hanya Dapat Dua Murid Tetap Harus Beri Hak Anak

Penyebab Umum dan Solusi Sekolah Kekurangan Murid

Menanggapi hal tersebut, Anggota Dewan Pendidikan Kabupaten Trenggalek, Haris Yudhianto menilai banyak faktor yang menyebabkan sejumlah SD kekurangan murid.

Salah satu penyebab utama adalah kualitas pendidikan yang tidak merata serta fasilitas yang tidak memadai.

Menurut Ketua Persatuan Advokat Indonesia (Peradi) Kabupaten Trenggalek tersebut pemerintah tidak mampu memberikan kualitas pendidikan yang setara dan merata, sehingga wali murid cenderung untuk memilah dan memilih sekolah yang terbaik untuk buah hatinya.

"Orang-orang cenderung memilih sekolah yang bagus, bukan sekolah yang dekat. Makanya ada sekolah yang kekurangan murid," ucap Haris, Selasa (15/7/2025).

Ia juga menyoroti banyaknya sekolah di Trenggalek yang dipaksa dibangun padahal urgensi keberadaan sekolah tersebut belum tentu dibutuhkan, salah satunya karena terlalu berdekatan dengan sekolah lainnya.

"Banyak sekolah yang seharusnya tidak perlu dibangun, tampak memaksakan. Letak geografinya berdekatan tapi tetap dibangun padahal tidak strategis," tegasnya.

Haris juga melihat sistem Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) yang perlu diperbaiki. Selain banyak celah untuk berbuat curang, proses pendaftaran online juga sulit diakses oleh masyarakat perdesaan yang tidak familiar dengan teknologi.

"Ketiga ini harus segera diperbaiki oleh pemerintah untuk merealisasikan pemerataan pendidikan," jelas Haris.

Solusi lainnya adalah dengan melakukan regrouping atau peleburan SD dengan murid atau siswa yang sedikit.

Dengan peleburan maka pemerintah juga bisa menghemat anggaran karena jika sekolah tidak ada siswanya tapi tetap dilaksanakan maka sama saja membuang-buang anggaran.

"Pemerintah harus mengkaji sejumlah solusi-solusi tersebut untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Trenggalek," pungkasnya.

(sofyan arif candra/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved