Putra Daerah
Sosok Joscha Dafa Allegra Tombokan, Raih Beasiswa ke Polandia Dengan Belajar Lewat Sosmed
Ini adalah kisah Joscha Dafa Allegra Tombokan yang memanfaatkan media sosial untuk belajar hingga meraih impiannya Beasiswa ke Polandia
Sebagai mahasiswa Indonesia, di Polandia, Joscha juga menerapkan budaya yang merepresentasikan Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa biasanya orang Indonesia murah senyum dan sangat ramah, sedangkan di sana orang-orang terkesan lebih datar dan tidak langsung terbuka saat baru kenal.
Meski begitu, dia tetap berusaha ramah dan sopan dengan memberi salam serta mengucapkan terima kasih kepada dosen, meski itu tidak biasa di sana.
“Aku juga selalu jaga sopan santun, seperti memberi salam dan mengucapkan terima kasih ke dosen, walaupun di sini itu bukan hal yang biasa setelah kelas selesai,” imbuhnya.
Ambivert
Joscha mengaku dirinya seorang ambivert. Terkadang menikmati keramaian, tapi juga senang menyendiri.
Saat berkenalan dengan teman-teman di sana, terutama mahasiswa exchange, ia merasa lebih mudah berinteraksi karena mereka fasih berbahasa Inggris.
Ia pun menjadi lebih antusias dan banyak bertanya, seperti asal negara dan program yang mereka ikuti.
“Aku ambivert, kadang suka kumpul bareng teman, kadang sendiri. Tapi waktu kenalan sama mahasiswa exchange di sana, aku jadi lebih talkative karena mereka bisa bahasa Inggris, jadi lebih mudah buat interaksi dan ngobrol,” ujarnya
Meskipun Joscha memiliki kepribadian ambivert, dirinya tetap merasa bersemangat untuk membangun hubungan pertemanannya selama disana.
“Pengalaman paling berkesan itu bisa kenal teman dari berbagai negara dan belajar budaya Polandia. Aku bener-bener enjoy selama di sana,” katanya
Ia menceritakan sebagian besar teman yang ia temui di sana berasal dari Polandia, karena mereka merupakan penduduk lokal.
Ia juga sering bertemu mahasiswa dari Jepang, China, Prancis, dan Italia.
Rindu Rumah
Joscha mengaku sempat rindu Indonesia, terutama di bulan pertama.
Ia kangen makanan yang kaya rempah karena makanan di Polandia hambar dan jarang menggunakan nasi.
Ia juga merindukan cuaca tropis, keluarganya, serta teman-teman di Indonesia.
Perbedaan waktu sekitar 5 jam membuat komunikasi dengan keluarga harus dijadwalkan, dan suasana di Polandia terasa sepi tanpa teman-teman dekat.
“Aku kangen makanan berempah, cuaca Indonesia, keluarga, dan teman-teman. Beda waktu lima jam bikin aku harus atur telepon dengan keluarga,” pungkasnya
Pesan Untuk Para Pejuang Beasiswa
Joscha menyampaikan, agar para calon mahasiswa yang ingin belajar ke luar negeri tetap semangat dan memperbanyak belajar serta latihan karena beasiswa sangat kompetitif.
Ia mengingatkan agar selama di luar negeri, mereka tidak melupakan dan justru memperkenalkan budaya Indonesia di negara tujuan.
“Ingat, kalian bukan hanya belajar, tapi juga jadi ‘duta kecil Indonesia’. Taati aturan di sana supaya tidak menyinggung siapa pun," pungkasnya.
(Bianca Arta/tribunmataraman.com)
editor: eben haezer
Afrandi Karsanifan, Arsitek Profesional Pertama di Trenggalek Gratiskan Desain Masjid |
![]() |
---|
Zalfaa’ Putri Arfiliesia Luncurkan E-Cerkak Untuk Promosi Kekayaan Sejarah dan Budaya Daerah Blitar |
![]() |
---|
Sosok Faiz Faturrahman Mufli, Pemuda Lamongan Jadi Duta Muda Kebudayaan Jawa Timur 2025 |
![]() |
---|
Sosok Lukman Hakim Dosen UIN Syekh Wasil Kediri: Dari Dunia Jurnalistik ke Akademik |
![]() |
---|
Sosok Diah Anggraerni Nurkhalisa Mahasiswi Berprestasi 1 Dari FH Unair |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.