Putra Daerah
Sosok Joscha Dafa Allegra Tombokan, Raih Beasiswa ke Polandia Dengan Belajar Lewat Sosmed
Ini adalah kisah Joscha Dafa Allegra Tombokan yang memanfaatkan media sosial untuk belajar hingga meraih impiannya Beasiswa ke Polandia
Joscha menceritakan bahwa trip paling berkesan adalah mengunjungi penjara terkenal dari masa Perang Dunia II di kamp konsentrasi Jerman.
Joscha merasa beruntung karena dosennya adalah mantan duta besar Polandia untuk Indonesia, Tomasz Lukaszuk, saat era pemerintahan SBY.
Dari dosen tersebut, Joscha banyak belajar tentang Indonesia dan mendapatkan wawasan baru mengenai hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Polandia dan Uni Eropa.
“Trip paling berkesan bagiku adalah mengunjungi penjara di kamp konsentrasi Jerman pada Perang Dunia II. Aku juga beruntung belajar dari dosenku, mantan duta besar Polandia untuk Indonesia, tentang hubungan diplomatik Indonesia dengan Polandia dan Uni Eropa,” ungkapnya
Tak bisa dipungkiri karena dirinya adalah warga negara Indonesia, ia juga sempat merasa beberapa kendala yang ia alami selama di Polandia.
Joscha menjelaskan bahwa salah satu kendala yang dia hadapi di Polandia adalah bahasa, karena di Warsawa banyak orang yang tidak fasih berbahasa Inggris.
Sehingga dia harus belajar bahasa Polandia meski hanya dasar-dasarnya.
Selain itu, dia juga menghadapi tantangan cuaca dan makanan, terutama saat musim dingin tiba di bulan Oktober, yang sangat berbeda dengan iklim tropis Indonesia dan terasa sangat dingin baginya.
“Aku kesulitan bahasa karena banyak orang di Warsaw tidak fasih Inggris, jadi aku harus belajar bahasa Polandia dasar. Cuaca juga jadi tantangan, terutama musim dingin yang sangat dingin berbeda dengan iklim tropis Indonesia,”
Selama tinggal 1 semester sekitar 4 bulan lamanya, Joscha sempat terbiasa dan terbawa budaya dari Polandia ke Indonesia.
Joscha mengatakan, nilai budaya antara Indonesia dan Polandia cukup berbeda.
Ia mengamati bahwa orang Polandia sangat tertib, misalnya saat menyeberang jalan, kendaraan akan menunggu pejalan kaki walaupun lampu sudah hijau.
Menurutnya, kebiasaan ini penting untuk diterapkan di Indonesia.
Selain itu, orang Polandia juga sangat tepat waktu, sehingga kebiasaan tersebut terbawa olehnya sampai kembali ke Indonesia.
"Aku lihat nilai budaya kita dengan mereka jauh beda. Orang Polandia sangat tertib. Misalnya, saat aku menyeberang jalan, kendaraan menunggu walaupun lampunya sudah hijau. Menurutku, kebiasaan itu perlu diterapkan di Indonesia. Selain itu, orang di sana juga selalu tepat waktu, dan aku jadi terbiasa membawa kebiasaan itu sampai di Indonesia," jelasnya
Afrandi Karsanifan, Arsitek Profesional Pertama di Trenggalek Gratiskan Desain Masjid |
![]() |
---|
Zalfaa’ Putri Arfiliesia Luncurkan E-Cerkak Untuk Promosi Kekayaan Sejarah dan Budaya Daerah Blitar |
![]() |
---|
Sosok Faiz Faturrahman Mufli, Pemuda Lamongan Jadi Duta Muda Kebudayaan Jawa Timur 2025 |
![]() |
---|
Sosok Lukman Hakim Dosen UIN Syekh Wasil Kediri: Dari Dunia Jurnalistik ke Akademik |
![]() |
---|
Sosok Diah Anggraerni Nurkhalisa Mahasiswi Berprestasi 1 Dari FH Unair |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.