Berita Terbaru Kabupaten Banyuwangi

Bukan Pasar Utama, Ekspor Ikan Kalengan Dari Banyuwangi Tak Tepengaruh Tarif Impor AS

Eksportir ikan kalengan dari Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku tak terpengaruh dengan rencana kenaikan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS).

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/aflahul abidin
EKSPOR IKAN KALENG - PT Pasifik Harvest Indonesia mengekspor ikan dalam kaleng sebanyak enam kontainer ke dua negara, yakni Mozambik dan Kongo senilai 157 ribu dollar AS P157 pada Rabu (30/4/2025). Iklim investasi yang menjanjikan membuat perusahaan-perusahaan yang ada di Kabupaten Banyuwangi bisa lebih leluasa dalam berproduksi dan ekspansi pasar. 

TRIBUNMATARAMAN.COM | BANYUWANGI - Eksportir ikan kalengan dari Banyuwangi, Jawa Timur, mengaku tak terpengaruh dengan rencana kenaikan tarif impor oleh Amerika Serikat (AS). Sebabnya, AS bukanlah pasar utama dari produk tersebut.

Salah satu eksportir ikan kaleng di Kabupaten Banyuwangi, PT Pasifik Harvest Indonesia, menyuplai sebagian besar produknya ke negara-negara di luar AS. Pasar utama mereka adalah negara-negara di Afrika, Timur Tengah, Eropa, dan Asia.

"Memang ada pasar di AS. Tapi tidak sebesar yang non AS," kata Direktur Pemasaran PT Pasifik Harvest Indonesia Sherly Indrawati Aminoto, Kamis (1/5/2025).

Baca juga: Ekspor Dari Kabupaten Banyuwangi Sudah Menjangkau 80 Negara

Saat ini, perusahaan tersebut telah mengekspor produk ikan kaleng berupa sarden dan tuna ke puluhan negara. Terbaru, produk tersebut diekspor ke Mozambik dan Kongo.

Setiap bulannya untuk pasar Afrika saja, sebanyak 150 hingga 200 kontainer produk ikan kaleng dikirim ke luar negeri. Jika dikurskan ke mata uang rupiah, nilai ekspor mencapai Rp 1 miliar per kontainer.

"Kebutuhan pasar Afrika bisa dibilang tak terbatas. Seberapapun kita bisa pasok, akan bisa masuk," ujarnya.

Meski demikian, Sherly tak menampik bahwa AS merupakan pasar yang menjanjikan untuk eksportir beberapa produk lain. Misalnya, produk udang.

"Mungkin untuk kami, tidak berpengaruh karena pasar utamanya bukan AS. Berbeda dengan produk perikanan lain. Udang misalnya, itu pasar utamanya AS," lanjutnya.

Menurut Sherly, AS memang merupakan pasar yang legit bagi para eksportir. Semua eksportir, kata dia, mengincar AS sebagai tujuan ekspansi.

"Tapi dengan tarrif tinggi menjadikan situasi tidak menentu. Pasar AS itu memang diminati karena high income levelnya," tutur dia.

Kini, Sherly masih berfokus untuk berekspresi ke negara-negara lain di luar AS. Harapannya, ekspor produk ikan kaleng bisa lebih meluas.

(aflahul abidin/tribunmataraman.com)

editor: eben haezer

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved