Berita Terbaru Kabupaten Tulungagung

Warga Moyoketen Masih Tolak IPLT Pemkab Tulungagung, Takut Dampaknya ke Wisata Petik Belimbing  

Warga Moyoketen masih menolak keberadaan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) milik pemkab Tulungagung di desa mereka.

Penulis: David Yohanes | Editor: eben haezer
tribunmataraman.com/david yohanes
IPLT KEMBALI BEROPERASI - Dua mobil tangki sedot WC membuang lumpur tinja di Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Desa Moyoketen dan Bono, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Rabu (5/2/2025). IPLT ini sempat berhenti beroperasi selama 9 tahun karena ditolak warga sekitar. 

TRIBUNMATARAMAN.COM| TULUNGAGUNG - Warga Desa Moyoketen, Kecamatan Boyolangu, kabupaten Tulungagung masih menolak dioperasikannya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) yang ada di desa mereka, Rabu (5/2/2025).

Warga yang menolak adalah para pelaku usaha wisata petik belimbing yang tidak jauh dari IPLT.

Mereka khawatir keberadaan IPLT ini akan mengganggu aktivitas wisata yang menjadi sandaran ekonomi warga.

Baca juga: 9 Tahun Mangkrak Ditolak Warga Moyoketen, IPLT Milik Pemkab Tulungagung Beroperasi Kembali

Sebelumnya IPLT milik Pemkab Tulungagung ini berhenti beroperasi sejak 2016 silam, karena mendapat penolakan keras dari warga.

“Sampai saat warga masih menolak, kami masih trauma. Kami tidak diundang, tapi ini lingkungan kami,” ujar Mulyono, salah satu perintis wisata petik belimbing yang hadir di IPLT.

Mulyono mengatakan, keberadaan IPLT ini pernah membuat warga marah karena baunya yang luar biasa.

Lumpur tinja memang tidak berbau seperti layaknya kotoran manusia, namun bau amoniaknya sangat kuat.

Mulyono yang rumahnya ada di dekat IPLT mengaku paling tersiksa saat subuh atau siang hari tanpa angin.

“Tahun 2016 itu kolamnya penuh. Saat subuh, baunya minta ampun. Siang tidak ada angin, baunya minta ampun,” kenangnya.

Mewakili warga yang melakukan penolakan, Mulyono menegaskan bahwa warga sekitar belum menerima keberadaan IPLT.

Warga bahkan sudah patungan dan minta izin untuk ambil sampel lumpur di IPLT.

Sampel ini selanjutnya akan diuji di laboratorium Sucofindo untuk mengetahui kandungan di dalamnya.

Langkah ini untuk memastikan tidak ada kandungan yang bisa membahayakan warga sekitar.

Mulyono dan kawan-kawan juga akan memantau operasional IPLT untuk memastikan tidak ada bau  yang mengganggu wisata petik belimbing.

Warga pun menegaskan akan menggelar aksi demonstrasi jika nantinya IPLT menebar aroma yang tidak sedap.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved