Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk

Siswa SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk Kembangkan EBT, Buat Inovasi Kincir Angin Pembangkit Listrik

Siswa SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk membuat kincir angin sebagai tenaga pembangkit listrik di sekolahnya. Berikut cerita lengkapnya

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eben haezer
ist
Siswa SMA Bina Insan Mandiri, Dusun Baron Timur, Desa Baron, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, tengah mengecek kincir angin buatannya. Energi yang dihasilkan kincir angin digunakan untuk menghidupkan piranti WiFi dua ruangan laboratorium, Kamis (31/10/2024).  

Berdasarkan pemetaan, rencananya turbin dipasang di Kecamatan Ngluyu.

Perusahaan ini ingin membangun 74 turbin dengan tinggi menara baja 120 meter dan panjang baling-baling 80 meter. Masing-masing menara menghasilkan 4,2 MW dengan jumlah kapasitas total 320 MW.

Nantinya, manfaat yang akan didapat daerah ketika PLTB terbangun, antara lain pajak, wisata, penyerapan tenaga kerja, dan suplai EBT.

"Itu semua masih dalam perencanaan. Perusahaan masih menggali potensi secara menyeluruh sebelum melangkah investasi," ungkapnya.

Namun, ketika kincir angin prototipe untuk penelitian potensi belum sempat dibangun, kebimbangan dari pihak pemerintah muncul.

Pemerintah khawatir proses pemasangan kincir angin prototipe pakai alat berat menyebabkan jalan di bawah wewenang Pemkab rusak. Akhirnya, pembangunan kincir angin pun tidak jadi dilakukan.

"Tidak ada kelanjutan mengenai rencana tersebut. Meski demikian, kami berencana mau mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa)," tutupnya.

Pembangunan PLTB Berkontribusi Tingkatkan Ekonomi

Pakar Ekonomi Agribisnis dan Pembangunan Universitas Islam Kadiri (Uniska) Kediri, Prof. Dr. Sumarji SP., MP, meminta Pemkab Nganjuk lebih cepat dalam mengambil kesempatan ketika ada investor yang berencana membangun PLTB.

Menurutnya, pembangunan PLTB dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian maupun pertanian.

"Bagi saya, ketika ada investor yang mau masuk di Kota Nganjuk untuk memanfaatkan potensi alam dalam rangka mengembangkan PLTB adalah hal positif. Karena bisa memicu pertumbuhan ekonomi dan sektor pertanian," urainya.

Manfaat ekonomi memang tidak bisa dirasakan secara langsung. Pengaruh positif baru bisa dirasakan ketika PLTB dirancang menjadi destinasi wisata di kemudian hari.

"Jika dijadikan destinasi wisata berkonsep edukasi, saya rasa akan menjadi daya tarik pariwisata baru di Kabupaten Nganjuk. Kalau memungkinkan di kawasan PLTB dibangun lapak-lapak UMKM. Sehingga selain berwisata, wisatawan bisa langsung membeli oleh-oleh atau menikmati kuliner di sana," terangnya.

Ia menambahkan, kincir angin bisa digunakan sebagai alat bantu memompa air untuk irigasi. 

"Ini bisa menjadi energi alternatif di sektor pertanian. Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan petani bisa ditekan. Karena tak perlu membeli bahan bakar untuk diesel pemompa air," pungkasnya. 

(Danendra Kusuma/tribunmataraman.com)

editor: Intan Nur Azizah 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved