Berita Terbaru Kabupaten Nganjuk

Siswa SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk Kembangkan EBT, Buat Inovasi Kincir Angin Pembangkit Listrik

Siswa SMA Bina Insan Mandiri Nganjuk membuat kincir angin sebagai tenaga pembangkit listrik di sekolahnya. Berikut cerita lengkapnya

Penulis: Danendra Kusuma | Editor: eben haezer
ist
Siswa SMA Bina Insan Mandiri, Dusun Baron Timur, Desa Baron, Kecamatan Baron, Kabupaten Nganjuk, tengah mengecek kincir angin buatannya. Energi yang dihasilkan kincir angin digunakan untuk menghidupkan piranti WiFi dua ruangan laboratorium, Kamis (31/10/2024).  

Fikri menyebut, proses pembuatan satu unit kincir angin memakan waktu dua pekan dengan biaya Rp 300 ribu.

Pengerjaannya dilakukan oleh enam siswa, yakni Fikri, Abdul Qudus Hakim, Syahidan Fajar Wahid, Ahmad Fadzlan Rizky, Zaki Ubaidillah, dan Azzam Fahmi. Keenamnya saat ini duduk di bangku kelas 11 dan 12.

Kincir angin buatan siswa ini tiap tahun terus berevolusi. Mulai dari berbahan kayu maupun pipa hingga berubah menjadi mayoritas berbahan besi.

Sementara itu, baling-baling pada kincir angin karya mereka memiliki ukuran sekitar 1 meter dengan ketebalan 2 milimeter.

Dilengkapi rem karet yang berfungsi untuk mengatur kecepatan, ekor besi untuk mengatur arah, tiang besi penyangga setinggi 2 meter, dinamo dan aki penyimpan listrik.

"Tahun 2022 masih terbuat dari pipa, kayu, dan bambu. Bahan itu tidak tahan banting, mudah rusak kena angin kencang. Dinamo pernah terbakar karena kecepatan baling tak terukur. Kami putar otak, tahun ini mengganti bahan dengan besi. Kami juga menambahkan rem agar kecepatan baling stabil. Kami membuat kincir sendiri dibantu guru pembimbing, kecuali dinamo dan aki beli di toko" terang Fikri.

Ke depannya, mereka berencana terus membuat kincir angin baru. Semakin banyak kincir angin, semakin besar pula energi yang dihasilkan.

"Kami termotivasi untuk membuat kincir angin lagi. Menurut kami angin di Nganjuk ini sangat potensial," ucapnya.

Listrik dari Kincir Angin Hidupkan Perangkat Jaringan Wi-Fi

Senyum Abdul Qudus Hakim (16) mendadak merekah saat angin berhembus kencang di tengah suhu yang mencapai 30 derajat celcius. 

Selaras dengan angin tersebut, baling kincir angin pun ikut berputar cepat.

"Kami lega jika angin berhembus kencang. Kalau tidak ada angin maka aki tak terisi listrik," jelas siswa kelas 11 SMA Bina Insan Mandiri ini.

Guru Pembimbing Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) SMA Bina Insan Mandiri, Sri Handayani mengungkapkan aki penyimpan listrik yang terhubung dengan kincir angin mempunyai kapasitas 1,2 kWh.

Sedangkan, untuk satu kincir angin sendiri dapat menghasilkan tegangan sebesar 10-14 volt.

"Pengisian aki tergantung angin, kalau kecepatan angin sekitar angka 30 km/jam, aki bisa terisi penuh dalam waktu 60 jam. Tapi jika dirata-rata, umumnya aki dapat terisi penuh selama 10 hari," ujarnya. Sebagai informasi, catatan BPBD setempat, angin di Nganjuk bergerak kencang biasanya terjadi Juli-September.

Halaman
1234
Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved